Kemaren
saya berkunjung ke blog salah seorang teman saya. Saya membaca
tulisan-tulisannya. Dan di tengah-tengah saya membaca, saya berhenti
tiba-tiba pada suatu kata yang membuat saya berpikir. Kata itu adalah
PASSION. Ya teman saya menulis dengan jelas “Karena itulah Passion
saya”. Sebenarnya, jauh sebelum
ini saya juga pernah membaca tulisan teman saya yang lain di blognya
dengan semangat yang serupa. Sedikit membuat saya tertarik dengan “PASSION”
itu sendiri. Di blog teman saya, dia bercerita tentang petuah dari
profesornya. Profesornya pernah bilang orang yang paling kasihan adalah
mereka yang biasa saja. Yang sama dengan orang kebanyakan. Yang tidak
bisa dibedakan dari yang lain. Bahasa sederhananya, yang standar-standar
saja lah. Kata profesornya sambil berkelakar, mending menjadi mahasiswa
yang buodoh sekalian daripada menjadi yang di tengah-tengah. at least mereka
yang begitu jadi dikenal gara-gara kebodohannya yang kebangeten. (just
kidding). Poin yang dapat diambil ketika itu, sebenarnya adalah jadilah
terang. Jadilah seseorang yang berbeda dengan yang lain. Lantas,
Bagaimana caranya untuk menjadi berbeda?
Teman
saya menuliskan: “Pertama, kenali dirimu. Kalau sudah kenal, di suatu
persimpangan pasti kamu akan bertemu dengan ‘passion’ kamu. Juga kalau
sudah kenal, pasti akan tahu di titik mana sih sebenarnya kamu
‘berbakat’ lebih dibanding dengan yang lain. Setelah itu, pilihlah
tempat berproses untuk mengembangkan diri kamu, sekaligus untuk
mendewasakan hidup. Kamu suka memasak dan banyak orang bilang masakanmu
enak, tekuni hal itu. Kamu suka menulis, dan banyak yang memuji buah
karyamu, maka rajin-rajinlah kamu mengasahnya. Kamu merasa puas saat
bisa berkontribusi untuk negaramu, mulailah bergabung dengan organisasi
sosial berbasis youth empowerment atau social development yang bisa
memenuhi kebutuhanmu. Kamu ingin menjadi pengusaha dan merasa memiliki
jiwa usaha, mulailah belajar menjadi pengusaha dan memperluas network.
Kamu suka musik, dan mudah mengaplikasikan nada-nada yang kamu dengar
melalui alat musik, semakin berlatihlah kamu di bidang itu. Kamu suka
fotografi, mulailah belajar foto dan disain juga perluas network kamu.
Kamu suka belajar dan ingin menjadi profesor, maka kamu harus lima kali
lebih tekun membaca buku yang akan mendukungmu daripada orang-orang di
sekitarmu”.
Ya. Begitulah “PASSION”. Kamu lebih bisa dimana, tekunilah itu.
Saya sebenarnya iri dengan mereka, teman-teman saya. Sampai sekarang saya masih belum tahu “passion” saya dimana. Saya terlalu bermasalah dengan diri saya sendiri. Saya dikalahkah oleh ketakutan akut dalam diri saya.
Saya iri dengan mereka yang sudah tahu dimana “passion” mereka. Hingga mereka pun punya mimpi yang tinggi. Mereka punya tujuan hidup yang jelas.
Saya
juga pernah membaca tulisan yang saya jumpai di blog secara tidak
sengaja. Tulisan yang membahas tentang mimpi atau impian. Disana
ditulis, kalau orang yang sudah punya tujuan, punya mimpi tapi masih
malas-malasan itu namanya orang payah. Saya jadi berpikir. Terus saya apa?
Saya pun membuat kata-kata sendiri. Kalau mereka yang sudah punya
tujuan, punya mimpi tapi masih malas-malasan itu namanya orang
payah…berarti lebih payah lagi yang tidak punya mimpi dan tujuan hidup
yang tidak jelas dan masih malas-malasan.
Tulisan ini repost dari blog lama saya.
Tulisan ini ditulis pada
Senin, 14 November 2011
22:24
No comments:
Post a Comment