Monday, August 31, 2015

Intermezzo

9:55 PM 0 Comments
Intermezzo. Ya, salah seorang guru saya pernah menyebutnya demikian. Untuk suatu obrolan atau cerita di sela belajar mengajar di kelas. Pasti sering baca di meme comic kalau guru sudah bercerita di kelas buat murid-murid itu adalah suatu kabar gembira. Hahaha. Merdeka! Karena nggak harus pusing-pusing membicarakan pelajaran. Intinya intemezzo membantu membunuh jam pelajaran. Berkat intermezzo jadi nggak harus full belajar sesuai dengan jadwalnya.

Biasanya intermezzo diisi dengan lelucon atau cerita-cerita tentang pembelajaran hidup yang dapat kita ambil hikmahnya. Diberikan di sela-sela waktu mencatat pelajaran atau memang KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) sudah terlihat begitu memfrustasikan dan butuh penyegaran. Ketika saya di madrasah (sekolah mengaji di sore hari), terkadang 15 menit sebelum jam pulang guru saya memberikan cerita tetang nabi-nabi atau cerita tentang akhlaq-akhlaq terpuji atau tentang bagaimana Allah itu Maha Melihat. Kalau ketika saya SMA ada juga guru yang lucu. Ketika intermezzo dia menceritakan tentang keluarganya. Tapi, di depan ceritanya beliau selalu menekankan kalau beliau tidak berniat sombong. Tapi, lebih enak cerita tentang keluarganya sendiri karena tahu kebenarannya daripada bercerita tentang orang lain yang belum tahu tentang kebenarannya. Dia bercerita tentang bagaimana anaknya selalau menghubungi kedua orang tuanya sebelum ujian semester untuk meminta doanya. Btw, anaknya mahasiswa kedokteran. Hahaha. Teman-teman yang mendengarkan langsung meng-“O” berjamaah. “kedokteran” tambah mereka lirih setelah ber-“O” ria.
Kalau saya sendiri senang-senang saja dengan adanya intermezzo. Karena dari sana kita juga dapat pelajaran juga. Kita jadi bertambah tahu tentang hal-hal di luar pelajaran asli.

Mudahnya Bilang Suka

9:49 PM 0 Comments
"ANDRE...." sapanya penuh semangat.

Dia anak perempuan kelas 1 SD yang tinggal di depan rumah saya, masih kerabat saya juga sih. Ceritanya Andre, teman sekelasnya kemarin lewat depan rumahnya sewaktu dia dan saya sedang main bersama. Hahaha.

"Itu anak yang kamu suka ya?" tanya saya kemudian.

"Iya. Dia kalau sekolah ganteng" terangnya.

Hahaha. Ini anak memang kecentilan. Dari PAUD, TK, sampai SD ada aja gebetannya. Saya tahu kalau Andre itu gebetannya karena dia sendiri yang cerita. Hahaha. Kalau gebetannya dia sebelumnya namanya Sigit. Hahaha.  Beberapa waktu yang lalu setiap pagi sebelum dia berangkat sekolah  kami sering bermain bersama. Biasanya dia juga membantu saya menyapu halaman.

Anak kecil memang polos banget ya... kayaknya gampang bener gitu bilang suka ke orang. Gampang bener mengakui perasaannya. Coba aja kalau sudah SMP atau SMA nanti. Pasti malu-malu. Hahaha. Kata temen kalau kita sudah punya rasa malu ke lawan jenis kita sudah dewasa. Kalau saya nggak ke lawan jenis nggak ke sesama jenis tetap saja pemalu. Hihihi. Jadi ingat film 5cm. Ada dialog salah satu tokoh disana, Riani yang bilang kalau jadi cewek itu nggak enak. Nggak bisa ngomong duluan. Karena lazimnya cowok duluan yang harus menyatakan perasaan. Meskipun sekarang ini ada yang bilang sudah eranya emansipasi perempuan dimana cewek bisa mengatakan perasaannya duluan. Ah tau ah... hehehe.

Sunday, August 30, 2015

Keinginan, Kemampuan dan Ketertarikan

10:09 PM 0 Comments

screencaps from kdrama "oh my ghost"

Ingin melakukan sesuatu dan mampu melakukan sesuatu itu berbeda. Semenjak SMP kelas 3, saya punya ketertarikan di dunia film. Saya ingat waktu itu saya di sore hari selalu menonton acara "Showbiz" di metro tv. Acara yang membahas tentang film serta perkembangannya maupun info tentang insan di dalamnya. Dan kalau di kelas juga sering cerita-cerita dengan teman tentang film. Teman saya itu sering pinjam dvd film di rental film. Saya pun tertarik untuk menjadi movie maker atau orang di balik layar pembuatan film. Bahkan saat itu punya keinginan besok kalau punya handphone harus yang bisa merekam dengan hasil yang bagus dan jernih biar bisa bikin video film pendek sendiri

Waktu berlalu ketika SMA kelas 1, saya ternyata suka nulis. Saya suka nulis cerita pendek. Gara-garanya teman sebangku saya suka baca novel teenlit. Di dekat sekolah ada rental komik dan novel. Kadang kita ke sana bareng. Saya sih jarang pinjam novel, biasanya komik. Hehehe. Saya jadi pengen menjadi penulis novel atau script writer. Pas SMA kelas 2 saya sempat menulis naskah buat tugas Bahasa Indonesia. Dan naskah itu dipentaskan oleh kelompok saya bersama teman-teman saya di kelas. Ceritanya sedikit mengandung unsur komedi gitu, ada lucu-lucunya. Inspirasinya waktu itu serial Ramadhan "Para Pencari Tuhan" sama buku-buku cerita yang di perpustakaan yang saya lupa judulnya.

Di penghujung akhir masa-masa kuliah, saya jadi senang sekali nonton film. Dan sampai saat ini malah nonton memang buat menikmati akting aktor-aktrisnya. Bukan karena ingin melihat visual mereka. Memperhatikan dialog-dialog mereka juga. Tapi, dari dulu saya suka monolog-monolog di film-film. Sekarang ini tertarik sama akting. Menurut saya, bisa berakting masuk menjadi karakter yang berbeda dengan karakter asli diri sendiri itu sangat mengagumkan. Belum lagi perihal aktor atau aktris yang demi tuntutan peran harus menaikkan atau menurunkan berat badannya. Totalitas dan profesional. Tapi, kalau saya ingat-ingat saya juga pernah berakting lho... bukan pas bermain peran di tugas bahasa indonesia itu. Tapi, yang lebih besar dari itu. Dan itu on screen. Benar-benar disyuting kamera. Benar-benar difilmkan, divideokan. Tapi, seingat saya nggak ada dialognya. Jadi cuma figuran? Nggak bisa dibilang figuran juga karena saya menjadi bagian dari konsep videonya. Bagian cerita di dalamnya. Meski mungkin memang dapat beberapa menit doang dari keselurahan videonya. Saya nggak akan jelaskan itu video apa. Lha sampai sekarang aja saya nggak berani buat menontonnya kok. Ceritanya kalau nggak salah ingat itu saya lagi naik sepeda terus jatuh terus ditolong sama teman saya. Hahaha. Nggak tahu deh akting saya gimana tapi tampang saya sepertinya cocok kalau buat yang mellow-mellow menderita gitu. Hehehe. Tampang saya imut, innocent minta dilindungi. Hahaha. Sekarang, itu menjadi salah satu kenangan yang nggak akan pernah saya lupakan selain kenangan pernah jadi MC sewaktu SD. Keduanya merupakan hal yang seperti impossible buat dilakukan oleh anak pendiam dan pemalu seperti saya. Dan bisa melakukan itu walau hanya sekali seumur hidup itu rasanya menyenangkan.

Saat ini saya masih menulis. Cuma kadang suka nggak mood gitu. Galau sendiri. Hehe.

Pengen jadi penulis novel atau scriptwriter. Cuma kalau scriptwriter itu gimana ya? Yang benarnya... Kalau pas dulu kan bikin naskah seadanya, sebisanya. Kalau soal akting saya jadi mikir. Dari melihat akting aktor dan aktris di film-film yang saya tonton untuk berakting kita harus benar-benar ekspresif. Bisa bermacam-macam ekspresi. Dan yang paling penting juga pelafalan kita harus terdengar jelas. Jadi perlu latihan mengucapkan “A I U E O” dan harus latihan pernafasan juga. Hehehe. Entahlah saya nggak pernah belajar akting atau ikut dalam komunitas teater sebelumnya.

Kembali ke kalimat pembuka dari tulisan ini. “Ingin melakukan sesuatu dan mampu melakukan sesuatu itu berbeda”. Saya mungkin punya banyak keinginan untuk dilakukan. Dan beberapa diantaranya ada prosentase kemampuan untuk mewujudkan keinginan itu yang sangat rendah dan beberapa lainnya mungkin bisa dibilang cukup mampu. Jadi keingat dulu juga mau belajar gitar eh nggak dibolehin kakak. Katanya lakuin aktivitas yang bermanfaat aja. Huh, rasanya menyebalkan. Padahal mumpung masih muda mencoba banyak hal kan nggak ada salahnya. Saya sendiri kadang suka menulis puisi. Suka bersenandung sendiri. Jadi siapa tahu kalau sekarang ini saya bisa main gitar saya bisa membuat lagu dari puisi-puisi saya. Hehehe. Nggak berlebihan kan saya ini? Hehehe. Maaf. Saya tahu nggak semudah itu juga buat musisi memproduksi lagu.

Saturday, August 29, 2015

Too Bad! I'm too light.

11:11 PM 0 Comments
Apa kamu tahu isu sensitif di kalangan perempuan? 100 poin kalau ada yang jawab berat badan. Para perempuan sensitif kalau terlihat bahkan dibilang gendut. Dan sekarang saya punya masalah dengan berat badan saya meski ini berbeda dari masalah pada umumnya. Kalau masalah saya adalah sebaliknya, ya bukan terlihat gendut tapi terlihat terlalu kurus. Saya rasa saya kehilangan berat badan saya beberapa kilogram. Dan sekarang saya perlu menaikkan berat badan saya supaya tidak terlihat terlalu kurus. Menjadi terlalu kurus seperti ini membuat saya sedikit tidak nyaman dengan badan saya sendiri. Dan berujung dengan merasa tidak percaya diri. Kaos-kaos yang saya pakai jadi tampak kebesaran.

Terlalu gendut atau terlalu kurus memang sedikit membuat diri sendiri tidak nyaman. Kalau kita gendut jadi seperti berat bawa badan sendiri. Kalau kurus juga terlalu bahaya juga. Kesenggol orang dikit jatuh. Hehehe. Tapi, saya belum pernah mencapai berat badan yang proporsional. Jadi ini rencana mau naikin 1 atau 2 kg saja biar tidak terlihat terlalu kurus.

Many Roles

11:08 PM 0 Comments
Saya pernah menulis status di BBM saya seperti ini:
 “the youngest | Idiot Role | 5th Ace”.

Maksudnya adalah saya anak terakhir. Jadi si idiot dan karena itu saya hanya jadi yang kelima untuk bisa diandalkan. Kenapa kelima? Ya karena urutannya begitu. Kakak-kakak yang lahir lebih dulu dari saya tentu lebih bisa diandalkan daripada saya. Jadi, saya andalan terakhir. Nggak tahu harus ngerasa senang apa sedih jadi andalan terakhir. Hehehe.

Tapi, belakangan ini saya mikir kalau saya harus jadi adik, kakak dan orang tua untuk saya sendiri. Mungkin karena saya sering sendiri. Jadi saya harus bisa melakukan sendiri. Ketika tidak ada mereka saat saya membutuhkan mereka maka saya harus membawakan diri saya seperti ada mereka di diri saya untuk membuat diri saya merasa nyaman. Kacau juga ya hidup saya. Berasa disfungsional banget dan saya harus seperti itu. Tapi, ada baiknya juga. Ketika kita coba menempatkan diri kita sebagai orang lain maka kita akan dapat mengerti tentang orang itu. Benar kan?

Feeling Disappointed and Sad

11:05 PM 0 Comments
Mama selalu memuji kakak-kakak di depan saya. Dan saya cuma bisa bilang ke diri saya “Kenapa saya harus melihat ini? Kenapa saya harus tahu ini?”.

Sebaliknya, di depan kakak-kakak mama memarahi saya. Membuat saya malu dan terlihat sangat bodoh dan tidak berguna. Saya cuma bisa menangis dalam hati dan bilang “Why mom? Why?”.

Sebenarnya mama juga memuji saya. Tapi, ketika hanya ada kami berdua saja. Dan itu membuat saya merasa aneh mendengarnya. Aneh karena saya merasa nggak enak dengan kakak-kakak saya.

Sejujurnya, saya nggak pernah merasa kalau saya pernah membanggakan orang tua saya. Gimana ya... saya merasa seperti mereka sudah menerimanya dari kakak-kakak. Jadi, apa yang saya lakukan itu seperti nothing special. Contohnya jadi juara kelas ketika masih sekolah, kakak-kakak juga sudah memberikan kebanggaan itu ke orang tua kami. Jadi untuk apa yang sudah saya raih itu mereka akan merasa biasa saja. Karena mereka sudah mendapatkan itu sebelumnya dari kakak-kakak.

Mempunyai kakak-kakak sebenarnya ada baiknya juga. Mereka bisa jadi pemacu kita untuk melakukan sesuatu. Ya seperti menyulut jiwa kompetitif kita. Kita nggak mau merasa kalah dari kakak. Tapi, tetap saja ending nya kakak selalu terlihat hebat dan adik terlihat seperti “loser”. Saya pernah dengar bercanda seperti ini: “Anak terakhir itu kebagian sisa-sisa. Entah itu dari segi tampang atau otak”. Terdengar agak kasar ya? Tapi, saya percaya nggak semuanya terjadi seperti itu.

Teman Dekat

10:57 PM 0 Comments
Temenan kalau memang sudah dekat banget itu seperti itu ya...

Kalau ngomong to the point. Blak-blak-an.

Bodo amat kalau menurut orang lain itu kasar.

Hahaha.

Hina-hinaan tapi habis itu ketawa bareng.

Kalau manggil nama temannya juga bukan nama asli tapi nama julukannya.

Kalau nanyain kabar juga bukan “Apa kabar?” tapi “Masih idup lo?”

Hahaha.

*Sayangnya ini bukan cerita saya. Cerita pertemanan orang lain yang saya sendiri dibikin bingung sama mereka. Hehehe. Mereka di dunia nyata dan dunia maya tampak berbeda. Apa yang terlihat, apa yang tertuliskan di dunia maya, dan apa yang sudah sempat terdengar sampai di telinga tampak tak sama. Ah sudahlah...

Talk active Couple

10:53 PM 0 Comments
Ada sedikit cerita lucu pas lebaran kemarin dari mama. Siang itu sepulang berkunjung untuk bermaaf-maaf-an dengan teman SMA, di rumah ternyata ada tamu dari mama. Sepasang suami-istri. Jadilah di ruang tamu itu ada mama serta bapak juga ikut menemani mengobrol tamu ini. Saya sendiri langsung masuk kamar untuk beristirahat sebentar. Tidak lama kemudian tamu itu pulang. Saya pun keluar kamar dan kemudian bertanya ke mama siapa tamu yang datang tadi. Mama menjawab kalau tamu yang datang teman kerjanya dulu. Terus, mama malah tiba-tiba cerita sendiri ke saya. Jadi, Mama bingung ngadepin mereka. Dua-duanya ngomong semua. Mama bingung harus ngelihat ke yang mana. Yang istri ngomongnya belum selesai eh yang suami sudah ikutan ngomong menambahi. Sama-sama pengen ngomong, sama-sama pengen cerita. Sampai-sampai yang istri memukul kaki suaminya supaya diam nggak usah ikut ngomong. Hahaha. Tawa saya meledak. Begitu juga mama yang menceritakan tentang tamunya itu ke saya. Hahaha. Pasangan yang sama-sama doyan ngomong.

Monday, August 24, 2015

Berbagi

10:15 AM 0 Comments
Lumayan cukup lama juga ternyata saya tidak membuat postingan di blog saya ini. halo.... hehehe. Enaknya nulis tentang apa ya... okeh, saya akan cerita tentang aktivitas saya di bulan ramadhan tahun ini serta lebaran saya.
Di bulan ramadhan kali ini, lebih dari sekali saya buka bersama di luar. Buka puasa bersama dengan teman-teman dan bukan dengan keluarga. Buka puasa di rumah teman setelah kami pergi takziah ke rumah salah seorang teman kami yang ibunya meninggal. Selain itu buka bersama dengan teman-teman di tempat makan dengan teman-teman SMA setelah acara bakti sosial di salah satu panti asuhan dekat rumahnya teman SMA saya. Ya, jadi tahun ini ada salah seorang teman SMA saya yang berinisiatif mengadakan acara bakti sosial dengan anak-anak yatim-piatu di panti asuhan. Awalnya pengen acara buka bersama juga tapi ternyata jadwal anak panti asuhannya tidak memungkinkan. Jadi, kami hanya mengadakan acara santunan saja. Acaranya dimulai sore hari tapi kami sedari siang sudah sibuk menyiapkan semuanya. Hadiah-hadiah kecil untuk anak-anak yang berani menjawab quiz dari kami, amplop berisi uang untuk santunan, serta menghubungi bapak ustadz untuk mengisi ceramah. Sore tiba, anak-anak sudah terlihat berkumpul di panti asuhan. Sebenarnya anak-anak ini tidak tinggal di panti asuhan tapi tinggal di lingkungan sekitar panti. Dan kami berkumpul di tempat seperti aula punya yayasan panti asuhan tersebut. Ini kali kedua saya mengikuti acara berbagi dengan anak-anak yatim piatu di panti asuhan. Jujur saja rasanya menyenangkan. Oiya, kami datang membawa nama almamater SMA kami, meski yang datang hanya beberapa orang saja. Tapi, kami menggalang dana tambahan tidak hanya dari kami. Tapi, dari keluarga dan teman-teman kami juga. Ketika acara quiz banyak hal-hal lucu serta mengharukan yang terjadi. Dua orang teman saya bertugas untuk membawakan acara quiz. Pertanyaan simple diberikan. Pertanyaannya adalah tentang siapa nama ketua yayasan. Kemudian ada salah seorang gadis kecil yang mengajukan diri untuk menjawab. Saat teman saya bertanya nama dari gadis kecil itu terjadilah kesalahpahaman yang memunculkan gelak tawa kami semua. Soalnya pikir teman saya gadis kecil itu mengatakan nama dari ketua yayasan dan bukan namanya sendiri. Sampai-sampai teman saya berkata juga,"wah namanya cantik seperti orangnya". Padahal nama yang gadis kecil tadi sebutkan adalah nama seorang laki-laki bukan perempuan sementara ketua yayasannya adalah seorang bapak-bapak. Teman saya mungkin karena kurang fokus jadi tidak menyadari dengan cepat kekeliruan itu. Padahal kami menyadari hal itu. Hehehe. Alhasil, teman saya malu dan meminta maaf ke ketua yayasan. Hehehe.