Saturday, January 21, 2017

Laki-laki dan Perempuan

6:51 AM 0 Comments
Keponakan saya yang berusia 4 tahunan mulai membedakan aktivitas menurut gender. Keponakan saya seorang anak perempuan dan dia bilang kalau anak perempuan itu bermainnya sama anak perempuan, anak laki-laki bermainnya sama anak laki-laki. Karena itulah dia ingin adik perempuan. Sewaktu saya mendengar hal itu saya langsung menanggapi "Lha kamu dulu kok sempat ngejar mas-mas (anak laki-laki seusia SD/SMP) buat ikut main? Hahaha".
Belum lama ini juga keponakan saya itu begitu lagi. Ketika saya nonton "Transformers" di televisi, dia bilang "Kok nonton robot? Itu kan buat anak laki-laki". Kemudian saya tanya balik "Terus mau nonton apa?". Dia jawab "Helikopter". Hahaha. Saya sempat heran dengan jawaban dia. Saya kira dia akan memberikan jawaban yang feminim alias memang tontonan yang perempuan banget, Lha ini tiba-tiba malah keluar jawaban helikopter. Hahaha. "Ini nanti robotnya bisa berubah jadi mobil kok" lanjut saya. Hahaha. Begitulah percakapan kami terjadi. 

Saturday, January 14, 2017

Kakak-Kakak Dewasa, Adik-Adik, dan Orang Tuanya

9:11 AM 2 Comments
Sebenarnya saya bingung mau memberi judul  tulisan saya ini apa. Hehehe. Bingung juga bagaimana harus menyampaikannya supaya inti yang saya maksudkan mudah dipahami. Baiklah saya akan mencobanya dengan sedikit memberikan pembukaan/ pengantar. Ada yang suka nonton The Return of Superman? Acara variety show garapan Korea Selatan tentang ayah yang mengasuh anak mereka sendirian. Saya ingin bercerita tentang salah satu episode yang pernah saya tonton. Di episode ini, keluarga Sarang dan ayahnya kedatangan guest G-DRAGON. Nah, ada kejadian dimana Sarang itu membuka dressnya di depan G-DRAGON dan saya lihat disana G-DRAGON kemudian menundukkan kepalanya. Menundukkan pandangannya. Sarang mungkin usianya seumuran anak TK. 
Sementara itu, kejadian yang pernah saya jumpai di kehidupan saya adalah anak-anak ini bukan seumuran Sarang, karena mereka sudah SD. Tapi, mereka tampak nggak punya malu ketika berada di lingkungan dimana disana ada banyak orang yang bukan anggota keluarga. Anak-anak itu berjalan dengan biasa saja tanpa pakaian lengkap (hanya memakai dalaman saja). Yang saya nggak ngerti, ini orang tuanya mengajarkan supaya harus berpakaian lengkap atau setidaknya sopan di depan orang-orang apa nggak sih? Aneh soalnya sudah SD tapi belum punya rasa malu soal itu. Beberapa orang yang bukan anggota keluarga mereka yang mana sudah dewasa pun nggak menundukkan kepalanya. Ya memang sih itu anak kecil, tapi tetap saja rasanya lebih sopan kalau menundukan kepala. Menundukkan pandangan. Iya kan? Coba bayangkan kalau posisi kalian sebagai orang tua. Bagaimana kalian akan mengedukasi anak-anak kalian perihal seperti ini? 

Atas Nama Gender

9:06 AM 0 Comments
Saya nggak mengerti dengan orang yang bilang: ”Sesama perempuan kok. Ayolah cerita aja”. Seolah-olah atas nama gender, orang bisa meminta orang lain untuk bercerita kepadanya tanpa menghargai kesediaan yang bersangkutan. Atau bahkan ada juga atas nama gender mereka berbagi ruangan ganti/ kamar mandi. “Sama-sama punya kok” begitu biasanya mereka bilang. Lebih jauh lagi, (maaf bukan dalam keadaan yang naked ya) karena “Sama-sama punya” tadi sentuhan pada bagian tubuh tertentu (contoh: *maaf* pantat) jadi wajar atau biasa. Mereka  kadang menganggapnya sebagai bercandaan atau karena refleks. Padahal aslinya seperti memastikan sesuatu. Apakah yang seperti itu termasuk pelecehan seksual atau bukan?

Senin, 14 November 2016

21:15

15november2016

8:55 AM 0 Comments
Entah sudah tahun keberapa saya seperti ini. Menulis surat (?) untuk diri sendiri di hari ulang tahun. Rasanya agak aneh dan tiba-tiba kalau saya ingat-ingat malah seperti film India Kuch Kuch Hot Ta Hai ya. Yang Anjali tiap ulang tahun dapat surat dari Ibunya. Hehehe.
Pertama-tama, saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena saya masih bisa hidup hingga saat ini. Alhamdulillah. Oiya, tahun ini tepat seperempat abad sudah (kalau secara Masehi) saya hidup di dunia ini. Dunia yang hanya sementara ini.
Untuk tahun ini sebenarnya saya ingin tiket nonton bioskop. Hehehe. Kebetulan film Doctor Strange bulan lalu sudah tayang di Indonesia. Cuma kayaknya kalau pas hari ulang tahun saya kok filmnya mungkin sudah nggak tayang lagi di bioskop ya? Hehehe.
Saya jobless nih. Payah yah. Hiks..Semoga lekas mendapatkan kerja yang sesuai. Aamiin.
Yang terpenting, selalu diberi kesehatan, umur yang berkah, makin mature ya…
Semakin didekatkan dengan jodoh, semakin baik akhlaq dan ilmu agamanya. 

Ngaji

8:50 AM 0 Comments
Jujur kekhawatiran saya ketika lulus madrasah (sekolah sore) adalah saya jadi jauh dari agama. Saya lulus ketika saya SMP. Jadi, saya sekolah dua. Pagi sekolah formal di SMP Negeri dan siang mulai pukul 2 siang sampai 5 sore sekolah di madrasah. Sebenarnya, sebelum angkatan saya kelas di madrasah cuma ada 4 tingkatan. Cuma sampai kelas 4, entah kenapa pas angkatan saya jadi 6 kelas baru kemudian bisa lulus. Jadilah saya sampai SMP masih sekolah di madrasah. Itu juga kehadiran saya nggak begitu rajin, karena ada jadwal les di sekolah. Dari seminggu mungkin kadang cuma masuk 2 atau 3 hari. Saya mengejar ketertinggalan dengan cara membeli buku yang sama dengan yang digunakan guru saya. Selain itu juga tanya dengan teman-teman saya. Memang ada beberapa teman saya yang kemudian nggak melanjutkan sekolah madrasahnya sampai lulus karena sudah SMP. Tapi, saya tetap melanjutkan saja sampai lulus. Dan, Alhamdulillah lulus.
Selepas lulus dari madrasah saya jadi cuma mendapat pendidikan agama hanya dari sekolah formal. Jujur saya khawatir tentang ilmu mengaji saya. Waktu di madrasah saya mengaji dengan guru saya tapi setelah lulus saya jadi hanya sibuk dengan pendidikan formal saya saja. Jadi tiap kali ada kesempatan untuk mengaji di sekolahan, yang saya pikirkan adalah apakah saya masih bisa mengaji? Apa saya nggak lupa cara membaca Al Qur'an. Yang saya pikirkan ketika tadarusan bersama dengan teman-teman di bulan ramadhan di SMP adalah teman saya membaca Al Qur'an dengan lancar. Saya pikir dia rajin mengaji di rumah setiap hari. Sementara saya menyadari Alhamdulillah ternyata saya tetap bisa membaca Al Qur'an dengan baik meski nggak sebaik teman saya. Dan saya membacanya nggak terbata-bata. Alhamdulillah. Ketika tes agama buat kelulusan SMP pun Alhamdulillah saya mengaji di depan guru agama saya dengan penilaian 'not bad' lah.

Kondangan

8:48 AM 0 Comments
Ceritanya saya lagi galau soal kondangan. Hahaha. Habis teman-teman sudah pada menikah. Terus, saya kalau kondangan sama siapa? Nggak punya gandengan. Ngenes ya? Hehehe. Dulu ketika saya masih kecil rasanya kayak sedih tiap kali "ditinggal" kakak nikah. Maklum saya anak bungsu. Rasanya aneh. Biasanya serumah sama kakak bisa ketemu tiap hari, ini kakak sudah nggak serumah sama saya. Nah, kalau sekarang rasanya kayak sedih satu demi satu teman saya nikah. Selain kehilangan teman buat kondangan, merasa kehilangan juga teman buat hang out. Yang sudah nikah kalau mau pergi kan harus izin suami dan kalau kondangan sudah pasti milih sama suami daripada sama teman. Hahaha.
Oiya, saya pernah menyimak kajian salah satu ustadz, dimana ustadznya bercerita kalau orang yang sudah tua itu punya list yang isinya nama-nama temannya berserta contact number nya. Waktu demi waktu, nama-nama yang ada di list itu dicoret satu per satu. Yang tercoret artinya sudah meninggal. Saya jadi kepikiran, ada nggak ya anak muda yang punya list nama-nama temannya terus nama di list itu satu per satu dicoret karena mereka sudah nikah? Hahaha.

14 November 2016