Saturday, September 15, 2012

Membuat Form Pencarian dengan Menggunakan Thickbox di PHP

6:31 PM 2 Comments

Berikut ini adalah tampilan awal form pencarian ketika pertama kali dijalankan.

Selanjutnya, Untuk mencari data buku cukup dengan klik browse maka akan tampil thickbox yang berisi data buku. Lalu, klik pada Kode Buku yang ingin data buku nya ditampilkan.

Dan, berikut ini adalah tampilan data buku yang telah dipilih untuk ditampilkan.

Project ini bisa di-download disini.

KARENA

6:09 PM 0 Comments

Semua orang merasa heran dengan sikapku yang tidak bisa memboncengkan orang. Ya, aku memang bisa mengendarai motor tapi aku tidak berani memboncengkan orang lain. Aneh. Padahal waktu belajar naik motor dulu kan boncengin orang di belakang sebagai tutor. Hahaha. Okeh, mungkin aku akan mencoba menjelaskan alasanku.
Aku tidak berani memboncengkan orang karena aku merasa aku tidak kuat untuk menjaga keseimbangan. Kalau motor berjalan sih memang tidak terasa beban orang yang kita boncengin. Tapi, kalau waktu berhenti misalnya di lampu merah nah berat banget itu. Badanku kecil gini. Belum lagi juga kalau motor berjalan dan orang yang kita boncengin itu terlalu banyak bergerak. Jadi sulit deh menjaga keseimbangan. Selain itu memboncengkan orang itu rasanya seperti “membawa nyawa” orang lain aja. Hehehe. Kita bertanggungjawab akan keselamatannya juga. Kata kakakku aku ini membawa sial. Ya, begitulah kata dia sewaktu kami sedang internetan bareng dan dengan tiba-tiba Handphonenya nge-restart sendiri sampai tema-tema dan game-game yang pernah dia install itu hilang semua. Dia bilang itu karena aku. Karena dia di dekatku. Mungkin waktu itu dia bercanda saja dan tidak ada maksud tertentu.
Aku juga punya pengalaman di masa lalu yang benar-benar membuat aku takut kalau-kalau aku akan mencelakai orang lain. Waktu masih kecil mungkin saat aku masih kelas 2 SD, aku ikut dengan keluargaku untuk mudik ke kampung halaman ayah di Sragen. Di hari yang tidak mengenakkan itu, Aku, kakakku dan sepupuku pergi ke warung di dekat rumah nenekku untuk membeli jajan. Di perjalanan menuju ke warung itu kakak menawari sepupuku untuk digendong di punggung olehnya. Sepupuku itu usianya masih ada di bawahku. Dia belum bersekolah. Dia menerima ajakan kakakku. Kecelakaan terjadi ketika kami pulang dari warung. Aku yang melihat kakakku menggendongnya, membuat aku juga ingin melakukannya. Jadi, gantian ketika pulang dari warung aku menggendong sepupuku di punggungku. Tapi, ternyata badanku yang kecil itu tidak mampu menahan berat badan sepupuku hingga berakhirlah aku dan dia jatuh tersunggur. Darah mengalir dari hidungnya karena terkena batu-batu di jalan. Tidak hanya itu,wajahnya pun terluka. Dia menangis. Aku diam dan sedikit ketakutan. Aku tidak berani menatapnya. Aku lebih banyak diam.
Karena peristiwa di masa laluku itulah mungkin yang membuat aku jadi sedikit trauma. Aku takut kalau aku sampai mencelakai orang lain. Orang terluka karena aku. Karena itu aku tidak mau membawa-bawa orang lain untuk apa-apa yang akan aku lakukan karena aku merasa aku bertanggungjawab terhadapnya juga.

Senin, 10 September 2012
07:38

FRIENDS IN NOTE

6:07 PM 0 Comments

“Karena mereka takut akan melukai hatimu”. Itulah jawaban yang aku terima dari salah seorang teman kuliahku waktu aku tanya kenapa teman-teman kuliahku seperti menjaga jarak denganku. “Bukankah aku sama saja dengan yang lain, mereka juga bisa saja terluka hatinya”. Balasku menanggapi jawabannya. Dia pun lalu meng-iya-kannya. Sebenarnya aku tidak suka diperlakukan seperti itu. Teman-teman berhati-hati terhadapku. Perlakuan seperti ini memang sudah biasa aku terima bahkan sebelum dengan teman-teman kuliah. Perlakuan ini membuat aku merasa kalau aku tidak dianggap teman oleh mereka. Aku merasa rasa pertemanan jadi berkurang. Bahkan aku merasa mereka memperlakukan aku seperti anak kecil. Mereka seperti menganggap aku adik kecil yang harus dijaga. Adik kecil yang tidak boleh melakukan keseruan yang mereka lakukan. Ya, karena ini aku merasa kalau aku tidak memiliki teman. Karena mereka lebih menganggap aku seperti adik daripada seorang teman.
Mereka takut dekat denganku karena takut melukai hatiku. Jujur, hal yang pertama aku pikirkan kalau ada orang yang mendekatiku bukan aku takut akan melukai hati orang itu. Tapi, aku akan benar-benar berpikir bagaimana aku bisa membuatnya nyaman. Aku takut membuatnya tidak nyaman. Karena aku tahu orang seperti apa aku ini. Aku tidak suka banyak bicara. Mungkin akan jadi membosankan ngobrol denganku.
Satu hal lagi pertemanan yang sebenarnya kurang aku sukai waktu kuliah ini adalah panggilan mereka. Jujur aku nggak suka dipanggil “Mbak” kecuali oleh adik kelasku atau di lingkungan yang jelas-jelas dia memang lebih muda dariku. Mereka bilang itu sebagai salah satu cara menghormati seseorang. Tapi, aku bukan orang yang gila hormat kok. Panggil aku dengan nama panggilanku saja sudah cukup. Kalau dipanggil “Mbak” rasanya kok seperti orang asing yang tidak saling mengenal saja. Padahal kita belajar di tempat yang sama. Dan rasanya nggak asik saja gitu. Selain itu, ada alasan pribadi juga sih kenapa aku tidak suka dipanggil “Mbak”. Alasannnya adalah karena panggilan itu terkadang (bahkan sampai kini masih) berjalan tidak seperti yang seharusnya dalam hidupku.

Minggu, 09 September 2012
21:38

Mom

6:06 PM 0 Comments

Are you closer with your mom?
Aku pikir kalau pertanyaan itu ditanyakan kepadaku, aku akan membuat jeda yang cukup lama untuk menjawabnya. Aku bingung. Hehehe. Hanya sekitar 8 jam dalam sehari kecuali kalau weekend, aku bertemu dengan ibu. Karena ibu harus bekerja sementara aku pergi sekolah/kuliah. Dan kalau bertemu di rumah pun tidak ada pembicaraan yang intens. Ibu tidak pernah menemaniku atau membantuku belajar kecuali waktu aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Sewaktu aku masih belajar menulis dan membaca. Seringnya ketika ibu pulang bekerja adalah dia bertanya aku tadi pulang dari kuliah jam berapa. Kalau malam tiba, aku sibuk belajar sementara ibu sibuk ibadah dan kemudian dilanjutkan dengan istirahat.
Terkadang aku merasa betapa menyedihkannya diriku ketika aku melihat teman-temanku yang begitu dekat dengan ibu mereka. Mereka bahkan sampai menceritakan tentang pacar mereka ke ibu mereka. Aku tidak banyak cerita ke ibu tentang diriku tapi tentang teman-teman di sekolah. Ibu pun lebih sering bercerita tentang anak-anak dari teman kerjanya tentang sekolahnya. Aku tidak pernah bercerita tentang masalahku kepada ibu. Aku mungkin cenderung merahasiakankannya. Tapi, meskipun begitu terkadang ibu bisa tahu kalau aku sedang ada masalah. Aku pikir ibu tahu dari tingkah lakuku yang berbeda di rumah. Cenderung gelisah dan marah-marah sendiri. Yah... begitulah naluri ibu ke anaknya. Ibu bisa tahu apa yang tidak aku beritahukan.
Sebenarnya aku menjadi anak yang tertutup bahkan dengan ibu sendiri adalah karena waktu SD dulu, ibuku pernah sakit sampai harus dilakukan suatu operasi. Orang-orang dewasa yang menengok ibu bilang kalau ibuku tipe pemikir. Semuanya dipikir hingga dapat berpengaruh dengan kesehatannya. Karena itulah aku tidak mau merepotkan ibu untuk bercerita tentang masalah-masalahku.
Ibuku bukan orang yang galak. Tapi, entah kenapa kalau aku ada masalah sebisa mungkin aku ingin menyelesaikannya tanpa sepengetahuan ibu. Ibu sering bilang kalau beliau tidak suka aku dengan muka sedih. Beliau ingin aku jadi anak yang aktif.  Sejujurnya aku bingung. Pernah aku di rumah mencoba untuk menjadi anak yang ceria. Tapi ternyata kakakku malah mencurigaiku. Mungkin dia berpikir aku sedang jatuh cinta. Aku berpacaran di belakangnya. Haduh..repot dah. Gantian kalau aku di rumah jadi anak yang pendiem. Kakakku yang lain bilang aku kayak orang linglung. Orang yang nggak tahu apa yang harus dilakukan.
Sejauh ini sesuatu yang cukup besar yang tidak pernah aku ceritakan ke keluargaku adalah waktu jaman SD dulu aku pernah kecelakaan waktu bermain. Kepalaku bocor dan itu rasanya sakit sekali. Gara-garanya sewaktu aku mengendarai sepeda, temanku mendorongku hingga aku terjatuh dan kepalaku membentur tiang di depan kelas 4. Waktu itu siang hari dan aku sedang bermain dengan teman-temanku di SD kami.  Beruntung bapak kaum pendatang di daerahku yang bertempat tinggal di dekat SD menolongku. Lukaku diobati dan hingga kini ternyata berbekas. Jadi seperti ada bagian di kepalaku yang tidak di tumbuhi oleh rambut. Hahaha. Aku tahu ini juga gara-gara teman SMA ku melihat itu. Dan untuk kejadian itu aku tidak ingin menceritakannya ke keluarga karena aku takut dimarahi. Hehehe. Jadinya aku menahan rasa sakit itu sendiri.

Minggu, 02 September 2012
16:48

Speak Up, My Little Sister...

6:05 PM 0 Comments

Hari itu kakakku mengajakku untuk menemaninya berbelanja. Aku dengan senang hati membantunya memilihkan kado untuk diberikan kepada temannya. Kami pergi ke swalayan yang tidak begitu jauh dari rumah. Sebagai hadiah karena telah menemaninya mencari kado, kakak mengajakku makan di salah satu tempat makan yang ada disana. Kakak membelikanku semangkuk es dengan potongan buah dan jelly serta butiran permen kecil warna-warni yang manis. Favoritku. Hehehe. Sebenarnya bukan moment itu yang berkesan. Tapi, moment perbincangan aku dengan kakak di tengah kami menghabiskan semangkuk es yang sudah kami pesanlah yang berkesan. Kakak mulai membicarakan tentang masa depanku. Waktu itu juga kakak berbicara tentang bisnis online dan sebelumnya di rumah dia juga pernah bertanya apa aku punya blog apa nggak. Sepertinya kakak berniat agar aku berbisnis online atau kerja apa gitu yang masih ada hubungannya sama jurusanku saat ini yaitu TI. Sebenarnya kakak pesimis denganku. Kakak pesimis aku yang penakut dan pendiam ini bisa bekerja apa. Di mata kakak, aku seperti orang linglung yang tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Kakak menasihatiku untuk sekali-kali aku perlu menjadi pembicara (yang bercerita). Bukan selalu menjadi pendengar.
Gila! Aku cukup terkejut dengan apa yang kakakku katakan. Aku pikir kakakku tidak begitu mengenalku karena walaupun kami tinggal serumah tapi kami jarang bertemu apalagi bercakap-cakap. Karena kesibukan kakak yang entah apa itu aku tidak tahu, kakak jadi pulang malam. Meskipun begitu, kakak tahu dengan benar apa kekuranganku. Dan dia dengan jujur mengatakan itu di depanku. Aku cuma bisa diam dan merenungkan kebenaran tentang diriku yang dikatakan oleh kakakku.
Aku baru menyadari kalau selama ini aku memang selalu menjadi pendengar. Aku tidak pernah menyadarinya karena aku tidak pernah berpikir kalau aku ini adalah seorang pendengar. Meskipun kebenarannya memang aku sering mendengarkan cerita orang lain. Kakak memintaku untuk sekali-kali aku menjadi seorang pembicara. Hah? Aku memang jarang atau bahkan mungkin tidak pernah melakukannya. Aku jarang bercerita (curhat) ke orang lain. Karena aku rasa aku adalah tipe orang yang sulit untuk percaya pada orang lain. Selain itu aku pikir tidak ada orang mau mendengarkanku. Dan cerita apa yang harus aku ceritakan? Aku tidak punya cerita untuk diceritakan. (Mungkin lebih tepatnya aku tidak bisa menceritakan itu karena itu terlalu sulit untuk diceritakan).
Aku mungkin memang bukanlah orang yang suka bicara. Tapi, aku rasa kakak tidak tahu kalau aku suka menulis. Jadi Kak... “Tidak ada yang perlu didengar dari saya tapi ada yang perlu dibaca dari saya”... tidak apa kan begitu? Ketika aku merasa sulit untuk menyampaikan sesuatu dengan lisanku, bukankah aku bisa menuliskannya? Karena aku lebih merasa nyaman jika seperti itu. Tapi, aku rasa apa yang ingin aku sampaikan tidak akan tersampaikan. Karena aku merasa sama saja. Tidak ada pendengar maupun pembaca untukku. Tidak ada yang menarik dariku. Rasanya hanya akan membosankan.
Memang benar aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Bahkan aku pernah berpikir aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan setelah usia 18 tahun. Aku ingin mati muda. Tapi, aku berpikir kalau aku pergi terlalu cepat aku seperti orang yang tidak tahu berbalas budi. Berbalas budi kepada keluarga tentunya.
Yang aku tahu aku harus belajar. Meskipun orang yang menyuruhku untuk belajar pernah meneriakiku “BODOH!”. Itu menyakitkan untukku. Tapi, aku tetap belajar. Karena aku tidak tahu aku harus melakukan apa untuk mengisi waktu hidupku. Sempat juga aku berpikir kalau belajar hanya pelarianku saja. Pelarian dari hidupku yang cukup membuat aku trauma hingga kini.
Pikiranku kosong? Apa tepat untuk dikatakan begitu? Aku rasa pikiranku dipenuhi dengan kejadian-kejadian di masa lalu. Aku memikirkannya untuk menemukan jawabannya. Aku rasa aku tidak menambah database tentang kehidupan di pikiranku. Kalaupun aku menambahkannya, penempatan penyimpanannya pasti berantakan. Karena aku sulit sekali untuk mengambil sikap dalam kehidupan bahkan untuk suatu sopan santun kecil. Dengan singkat aku katakan saja: “PIKIRANKU KACAU”.
Sabtu, 01 September 2012
23:04

Karya Lama

5:59 PM 0 Comments

Kemaren habis bersih-bersih kamar. Eh, malah nemu kumpulan kertas di sebuah plastik. Dan ternyata pas saya buka isinya adalah catatan-catatan saya zaman masih SMP dulu. Hahaha. Ada tentang hitung-hitungan matematika, karangan buat pelajaran bahasa indonesia, kertas ulangan fisika, lirik lagu sampai ternyata ada puisi juga. Ini 3 Puisi yang saya temukan: (Entah benar ini puisi apa nggak..Hahaha)
Sesal
Waktu tak bisa mundur kembali
Sesal...
Kenapa kau datang
Pada setiap akhir
Dan kau juga pasti  akan hadir
Dalam kehidupan seseorang
Sesal...
Aku tak bisa menyalahkanmu
Karna aku pun juga pernah mengalami
Sesal...
Kau akan selalu hadir
Dalam kehidupan ini

(Apa yang dulu saya pikirkan ya waktu bikin deretan kata di atas...hehehe...Maksudnya apa coba??)

Matematika
Semua orang mengira
Kau begitu sulit dimengerti
Apalagi dikuasai
Namun bagiku
Jika ada kemauan
Disitu pasti ada jalan
Itu anggapanku
Jika terus berusaha
Pasti ku akan bisa
Tuk menguasaimu
Dan hingga saatnya tiba
Ku akan jadi ahli matematika

(Matematika? Dari judulnya aja pasti inspirasinya datang dari matematika... huhehehe... Ada-ada aja nih ya aku buat dulu pas SMP..Hahaha)

Puisi dari Hati
Dalam suasana hati
Yang penat ini
Di suatu malam yang hening
Ku mulai terinspirasi
Tuk menulis
Sebuah puisi
Sebagai perwujudan hati

Puisiku...
Kau nampak begitu indah
Walau baru beberapa coretan saja
Kau pun pantas tuk dibaca
Sebuah puisi
Dari hati insan remaja

(Hue..yang terakhir ini temanya galau atau gimana??? Hahaha.)

Rabu, 29 Agustus 2012
12:33