Saturday, September 15, 2012

Mom


Are you closer with your mom?
Aku pikir kalau pertanyaan itu ditanyakan kepadaku, aku akan membuat jeda yang cukup lama untuk menjawabnya. Aku bingung. Hehehe. Hanya sekitar 8 jam dalam sehari kecuali kalau weekend, aku bertemu dengan ibu. Karena ibu harus bekerja sementara aku pergi sekolah/kuliah. Dan kalau bertemu di rumah pun tidak ada pembicaraan yang intens. Ibu tidak pernah menemaniku atau membantuku belajar kecuali waktu aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Sewaktu aku masih belajar menulis dan membaca. Seringnya ketika ibu pulang bekerja adalah dia bertanya aku tadi pulang dari kuliah jam berapa. Kalau malam tiba, aku sibuk belajar sementara ibu sibuk ibadah dan kemudian dilanjutkan dengan istirahat.
Terkadang aku merasa betapa menyedihkannya diriku ketika aku melihat teman-temanku yang begitu dekat dengan ibu mereka. Mereka bahkan sampai menceritakan tentang pacar mereka ke ibu mereka. Aku tidak banyak cerita ke ibu tentang diriku tapi tentang teman-teman di sekolah. Ibu pun lebih sering bercerita tentang anak-anak dari teman kerjanya tentang sekolahnya. Aku tidak pernah bercerita tentang masalahku kepada ibu. Aku mungkin cenderung merahasiakankannya. Tapi, meskipun begitu terkadang ibu bisa tahu kalau aku sedang ada masalah. Aku pikir ibu tahu dari tingkah lakuku yang berbeda di rumah. Cenderung gelisah dan marah-marah sendiri. Yah... begitulah naluri ibu ke anaknya. Ibu bisa tahu apa yang tidak aku beritahukan.
Sebenarnya aku menjadi anak yang tertutup bahkan dengan ibu sendiri adalah karena waktu SD dulu, ibuku pernah sakit sampai harus dilakukan suatu operasi. Orang-orang dewasa yang menengok ibu bilang kalau ibuku tipe pemikir. Semuanya dipikir hingga dapat berpengaruh dengan kesehatannya. Karena itulah aku tidak mau merepotkan ibu untuk bercerita tentang masalah-masalahku.
Ibuku bukan orang yang galak. Tapi, entah kenapa kalau aku ada masalah sebisa mungkin aku ingin menyelesaikannya tanpa sepengetahuan ibu. Ibu sering bilang kalau beliau tidak suka aku dengan muka sedih. Beliau ingin aku jadi anak yang aktif.  Sejujurnya aku bingung. Pernah aku di rumah mencoba untuk menjadi anak yang ceria. Tapi ternyata kakakku malah mencurigaiku. Mungkin dia berpikir aku sedang jatuh cinta. Aku berpacaran di belakangnya. Haduh..repot dah. Gantian kalau aku di rumah jadi anak yang pendiem. Kakakku yang lain bilang aku kayak orang linglung. Orang yang nggak tahu apa yang harus dilakukan.
Sejauh ini sesuatu yang cukup besar yang tidak pernah aku ceritakan ke keluargaku adalah waktu jaman SD dulu aku pernah kecelakaan waktu bermain. Kepalaku bocor dan itu rasanya sakit sekali. Gara-garanya sewaktu aku mengendarai sepeda, temanku mendorongku hingga aku terjatuh dan kepalaku membentur tiang di depan kelas 4. Waktu itu siang hari dan aku sedang bermain dengan teman-temanku di SD kami.  Beruntung bapak kaum pendatang di daerahku yang bertempat tinggal di dekat SD menolongku. Lukaku diobati dan hingga kini ternyata berbekas. Jadi seperti ada bagian di kepalaku yang tidak di tumbuhi oleh rambut. Hahaha. Aku tahu ini juga gara-gara teman SMA ku melihat itu. Dan untuk kejadian itu aku tidak ingin menceritakannya ke keluarga karena aku takut dimarahi. Hehehe. Jadinya aku menahan rasa sakit itu sendiri.

Minggu, 02 September 2012
16:48

No comments:

Post a Comment