Semua orang merasa heran dengan
sikapku yang tidak bisa memboncengkan orang. Ya, aku memang bisa mengendarai
motor tapi aku tidak berani memboncengkan orang lain. Aneh. Padahal waktu
belajar naik motor dulu kan boncengin orang di belakang sebagai tutor. Hahaha.
Okeh, mungkin aku akan mencoba menjelaskan alasanku.
Aku tidak berani memboncengkan
orang karena aku merasa aku tidak kuat untuk menjaga keseimbangan. Kalau motor
berjalan sih memang tidak terasa beban orang yang kita boncengin. Tapi, kalau
waktu berhenti misalnya di lampu merah nah berat banget itu. Badanku kecil
gini. Belum lagi juga kalau motor berjalan dan orang yang kita boncengin itu
terlalu banyak bergerak. Jadi sulit deh menjaga keseimbangan. Selain itu
memboncengkan orang itu rasanya seperti “membawa nyawa” orang lain aja. Hehehe.
Kita bertanggungjawab akan keselamatannya juga. Kata kakakku aku ini membawa
sial. Ya, begitulah kata dia sewaktu kami sedang internetan bareng dan dengan
tiba-tiba Handphonenya nge-restart sendiri sampai tema-tema dan game-game yang
pernah dia install itu hilang semua. Dia bilang itu karena aku. Karena dia di
dekatku. Mungkin waktu itu dia bercanda saja dan tidak ada maksud tertentu.
Aku juga punya pengalaman di masa
lalu yang benar-benar membuat aku takut kalau-kalau aku akan mencelakai orang
lain. Waktu masih kecil mungkin saat aku masih kelas 2 SD, aku ikut dengan
keluargaku untuk mudik ke kampung halaman ayah di Sragen. Di hari yang tidak
mengenakkan itu, Aku, kakakku dan sepupuku pergi ke warung di dekat rumah
nenekku untuk membeli jajan. Di perjalanan menuju ke warung itu kakak menawari
sepupuku untuk digendong di punggung olehnya. Sepupuku itu usianya masih ada di
bawahku. Dia belum bersekolah. Dia menerima ajakan kakakku. Kecelakaan terjadi
ketika kami pulang dari warung. Aku yang melihat kakakku menggendongnya,
membuat aku juga ingin melakukannya. Jadi, gantian ketika pulang dari warung
aku menggendong sepupuku di punggungku. Tapi, ternyata badanku yang kecil itu
tidak mampu menahan berat badan sepupuku hingga berakhirlah aku dan dia jatuh
tersunggur. Darah mengalir dari hidungnya karena terkena batu-batu di jalan.
Tidak hanya itu,wajahnya pun terluka. Dia menangis. Aku diam dan sedikit
ketakutan. Aku tidak berani menatapnya. Aku lebih banyak diam.
Karena peristiwa di masa laluku
itulah mungkin yang membuat aku jadi sedikit trauma. Aku takut kalau aku sampai
mencelakai orang lain. Orang terluka karena aku. Karena itu aku tidak mau
membawa-bawa orang lain untuk apa-apa yang akan aku lakukan karena aku merasa
aku bertanggungjawab terhadapnya juga.
Senin, 10 September 2012
07:38
No comments:
Post a Comment