Saturday, September 15, 2012

KARENA


Semua orang merasa heran dengan sikapku yang tidak bisa memboncengkan orang. Ya, aku memang bisa mengendarai motor tapi aku tidak berani memboncengkan orang lain. Aneh. Padahal waktu belajar naik motor dulu kan boncengin orang di belakang sebagai tutor. Hahaha. Okeh, mungkin aku akan mencoba menjelaskan alasanku.
Aku tidak berani memboncengkan orang karena aku merasa aku tidak kuat untuk menjaga keseimbangan. Kalau motor berjalan sih memang tidak terasa beban orang yang kita boncengin. Tapi, kalau waktu berhenti misalnya di lampu merah nah berat banget itu. Badanku kecil gini. Belum lagi juga kalau motor berjalan dan orang yang kita boncengin itu terlalu banyak bergerak. Jadi sulit deh menjaga keseimbangan. Selain itu memboncengkan orang itu rasanya seperti “membawa nyawa” orang lain aja. Hehehe. Kita bertanggungjawab akan keselamatannya juga. Kata kakakku aku ini membawa sial. Ya, begitulah kata dia sewaktu kami sedang internetan bareng dan dengan tiba-tiba Handphonenya nge-restart sendiri sampai tema-tema dan game-game yang pernah dia install itu hilang semua. Dia bilang itu karena aku. Karena dia di dekatku. Mungkin waktu itu dia bercanda saja dan tidak ada maksud tertentu.
Aku juga punya pengalaman di masa lalu yang benar-benar membuat aku takut kalau-kalau aku akan mencelakai orang lain. Waktu masih kecil mungkin saat aku masih kelas 2 SD, aku ikut dengan keluargaku untuk mudik ke kampung halaman ayah di Sragen. Di hari yang tidak mengenakkan itu, Aku, kakakku dan sepupuku pergi ke warung di dekat rumah nenekku untuk membeli jajan. Di perjalanan menuju ke warung itu kakak menawari sepupuku untuk digendong di punggung olehnya. Sepupuku itu usianya masih ada di bawahku. Dia belum bersekolah. Dia menerima ajakan kakakku. Kecelakaan terjadi ketika kami pulang dari warung. Aku yang melihat kakakku menggendongnya, membuat aku juga ingin melakukannya. Jadi, gantian ketika pulang dari warung aku menggendong sepupuku di punggungku. Tapi, ternyata badanku yang kecil itu tidak mampu menahan berat badan sepupuku hingga berakhirlah aku dan dia jatuh tersunggur. Darah mengalir dari hidungnya karena terkena batu-batu di jalan. Tidak hanya itu,wajahnya pun terluka. Dia menangis. Aku diam dan sedikit ketakutan. Aku tidak berani menatapnya. Aku lebih banyak diam.
Karena peristiwa di masa laluku itulah mungkin yang membuat aku jadi sedikit trauma. Aku takut kalau aku sampai mencelakai orang lain. Orang terluka karena aku. Karena itu aku tidak mau membawa-bawa orang lain untuk apa-apa yang akan aku lakukan karena aku merasa aku bertanggungjawab terhadapnya juga.

Senin, 10 September 2012
07:38

No comments:

Post a Comment