“Karena mereka takut akan melukai
hatimu”. Itulah jawaban yang aku terima dari salah seorang teman kuliahku waktu
aku tanya kenapa teman-teman kuliahku seperti menjaga jarak denganku. “Bukankah
aku sama saja dengan yang lain, mereka juga bisa saja terluka hatinya”. Balasku
menanggapi jawabannya. Dia pun lalu meng-iya-kannya. Sebenarnya aku tidak suka
diperlakukan seperti itu. Teman-teman berhati-hati terhadapku. Perlakuan
seperti ini memang sudah biasa aku terima bahkan sebelum dengan teman-teman
kuliah. Perlakuan ini membuat aku merasa kalau aku tidak dianggap teman oleh
mereka. Aku merasa rasa pertemanan jadi berkurang. Bahkan aku merasa mereka
memperlakukan aku seperti anak kecil. Mereka seperti menganggap aku adik kecil
yang harus dijaga. Adik kecil yang tidak boleh melakukan keseruan yang mereka
lakukan. Ya, karena ini aku merasa kalau aku tidak memiliki teman. Karena
mereka lebih menganggap aku seperti adik daripada seorang teman.
Mereka takut dekat denganku
karena takut melukai hatiku. Jujur, hal yang pertama aku pikirkan kalau ada
orang yang mendekatiku bukan aku takut akan melukai hati orang itu. Tapi, aku
akan benar-benar berpikir bagaimana aku bisa membuatnya nyaman. Aku takut
membuatnya tidak nyaman. Karena aku tahu orang seperti apa aku ini. Aku tidak
suka banyak bicara. Mungkin akan jadi membosankan ngobrol denganku.
Satu hal lagi pertemanan yang
sebenarnya kurang aku sukai waktu kuliah ini adalah panggilan mereka. Jujur aku
nggak suka dipanggil “Mbak” kecuali oleh adik kelasku atau di lingkungan yang
jelas-jelas dia memang lebih muda dariku. Mereka bilang itu sebagai salah satu
cara menghormati seseorang. Tapi, aku bukan orang yang gila hormat kok. Panggil
aku dengan nama panggilanku saja sudah cukup. Kalau dipanggil “Mbak” rasanya
kok seperti orang asing yang tidak saling mengenal saja. Padahal kita belajar
di tempat yang sama. Dan rasanya nggak asik saja gitu. Selain itu, ada alasan
pribadi juga sih kenapa aku tidak suka dipanggil “Mbak”. Alasannnya adalah
karena panggilan itu terkadang (bahkan sampai kini masih) berjalan tidak
seperti yang seharusnya dalam hidupku.
Minggu, 09 September 2012
21:38
No comments:
Post a Comment