Wednesday, October 31, 2012

BAKAT VS KERJA KERAS

10:21 AM 0 Comments

Seorang pembawa quiz pernah memberi suatu pertanyaan kepada salah seorang perserta quiznya.
“Jadi, menurut kamu tentang profesi yang kamu geluti sekarang ini, itu karena kamu berbakat atau karena suatu kerja keras?”.
Peserta quiz yang lalu menjawab: “Saya pernah membaca di website salah seorang teman saya, disana dia menuliskan kalau Bakat adalah suatu kerja keras. Saya sendiri memilih untuk terjun di dunia ini. Sejujurnya ini dunia yang baru buat saya. Saya tidak punya bakat dari lahir untuk cocok terjun di bidang yang saya geluti sekarang ini. Tapi, saya tetap melakukannya. Saya melewatinya dengan suatu proses belajar.” (*apa yang saya tulis adalah inti dari jawabannya. Jawaban aslinya saya lupa. Soalnya saya sudah agak lupa bagaimana kata-katanya).
“Bakat adalah suatu kerja keras”. Itulah yang saya garis bawahi. Melihat sosok dia saya pun berpikir kalau dia memang bukan orang yang terlahir dengan bakat yang cocok untuk di bidang itu. Dia terlihat melakukannya dari apa yang diambil dari proses yang bernama “belajar”.
Tentang bakat saya jadi teringat dengan salah satu anime favorit saya. Anime “The Law of Ueki”. Disana saya juga mendapatkan pelajaran yang kurang lebih hampir sama dengan peserta quiz tadi. “Bakat adalah sesuatu yang dapat diusahakan”. Begitulah yang saya dapatkan dari Kosuke Ueki, karakter utama di anime itu. Dia tidak takut kehilangan bakatnya untuk menolong temannya karena dia pikir kalau bakat adalah sesuatu yang dapat dia usahakan.
Jadi, jangan bilang kamu tidak berbakat. Karena bakat adalah suatu kerja keras. Bakat adalah sesuatu yang dapat diusahakan. Lakukanlah sesuatu dengan sungguh-sungguh. Ingat mantera yang diajarkan di Novel Negeri 5 Menara. “man jadda wa jadda”.

Selasa, 30 Oktober 2012
17:17

BUKAN PILIHAN, HANYA FAKTA

10:17 AM 0 Comments

Baru-baru ini saya habis menonton film “THE ART OF GETTING BY”. Memang sih ini film setahun yang lalu. Tapi, baru di tahun ini saya tahunya jadi ya baru menontonnya di tahun ini. Jujur, saya menonton film ini karena aktornya. Saya nggak tahu ini film tentang apa. Hehehe. Lewat salah satu blog saya tahu kalau yang main di film ini adalah yang pernah berperan sebagai Charlie di film “CHARLIE AND THE CHOCHOLATE FACTORY”. Namanya Freddie Highmore. Sekarang dia udah besar dan jadi cakep gitu. Hehehe. Waktu kecil imut-imut dan sekarang jadi unyu-unyu charming gitu. Hahaha. Lumayanlah. Karena itu saya pengen nonton film ini.
Well, di film “THE ART OF GETTING BY” dia berperan sebagai George. Di awal Film ada monolog yang mengatakan tentang sebuah kutipan: "Kita hidup sendiri, kita mati sendiri. Yang lainnya hanyalah ilusi."
Kutipan tersebut membuat George berpikir,“Kita semua mati sendirian. Jadi, mengapa aku harus menghabiskan hidupku untuk bekerja, berkeringat, berjuang? Untuk sebuah ilusi ? Karena tak punya teman, tak ada pacar, tak ada tugas tentang mentafsirkan waktu lampau yang sempurna atau menentukan akar kuadrat sisi miring yang akan membantuku menghindari nasibku”.
George tidak pernah mengerjakan tugas-tugasnya. Dan dia seperti tidak punya ketertarikan pada sesuatu dan karena itu Gurunya menyuruhnya untuk menemukan “sesuatu”. Boleh dibilang semacam anak yang tidak punya motivasi buat hidup. Tidak tahu tujuan hidupnya. Ya, seperti seorang anak muda yang sedang mencari jati diri begitulah. Bahkan dia sempat bilang “Aku takut Hidup”. Kalimat itu membuat saya berpikir keras.  Takut Hidup??? Apa maksudnya? Setiap orang yang hidup pasti akan mati. Apa yang dimaksudkan dengan takut hidup adalah takut mati? Takut dengan kematian?
Ada hal lain juga yang menarik perhatian saya selain kalimat “Aku Takut Hidup”. Ada scene dimana seorang perempuan yang baru dikenalnya, lebih tepatnya yang dia lindungi dari suatu pelanggaran (merokok di sekolah) bertanya pada George: “Apa kamu punya Teman?”. Dan jawaban George adalah “Aku semacam orang yang benci pada orang lain. Bukan pilihan, hanya fakta”. Wow! Jawaban itu membuat saya berpikir juga. Mengingatkan saya pada diri saya sendiri. Jika saya diberi pertanyaan yang sama saya ingin Jawab: “Aku semacam orang dengan Social Phobia. Bukan pilihan, hanya fakta.”
Bagaimana dengan Ending-nya? Well, tonton sendiri aja ya...
Disini saya tidak berniat buat membuat resensinya kok...
Hanya sharing kesan saja sehabis nonton film ini.
Hehehe.

Selasa, 30 Oktober 2012
16:50

AT LEAST I HAVE TO MAKE SOMETHING

10:15 AM 0 Comments

Saya sedang berpikir tentang netbook dan waktu. Saya berpikir saya tidak menghargai waktu saya. Saya membuangnya begitu saja. Belakangan ini saya hanya membuka netbook saya hanya untuk menonton film saja. Saya tidak menggunakannya untuk latihan atau setidaknya menulis sesuatu. Tidak membuka dreamweaver maupun microsoft office word. I’m not coding and writing. I’m just watching. Arrrggghhh.... Tidakkah saya seperti seorang pemalas saja. Hidup di usia produktif tapi tidak bisa kreatif menghasilkan sesuatu.
Saya ingin bertekad kalau saya menyalakan netbook saya. Saya harus membuat sesuatu. Entah satu file script atau satu halaman tulisan di MS. Word. Tentang menonton film, saya pikir saya bisa melakukannya setelah saya “berkarya”. Hehehe.

Selasa, 30 Oktober 2012
16:15

Watch the Time to Watch the Movie...

10:14 AM 0 Comments

Minggu-minggu kemaren saya sempat bertemu dengan teman saya yang berkuliah di luar kota. Kebetulan minggu itu dia pulang dan kami pun akhirnya membuat janji untuk bertemu di kampus saya. Dan hal yang biasa kami lakukan ketika kami bertemu adalah bertukar film. Selain bertukar cerita tentang perkembangan kuliah kami masing-masing. Hehehe.
Selain KPOPlover, dia itu orangnya gila film. Lebih tepatnya drama korea sama dorama jepang juga sih. Koleksinya dia sampai-sampai menuhin hardisk laptopnya. Hahaha. Karena itu dia tidak bisa men-copypaste banyak dorama dari saya. Udah nggak muat lagi. Hahaha. Tapi, sebenarnya bukan karena itu saja sih alasannya. Masalahnya beberapa dorama atau kdrama punya saya udah saya back-up. Hehehe.
Bertemu dengannya juga jadi menambah koleksi film saya juga. Dan jadilah sekarang hardisk saya pun lumayan penuh dengan film. Dan ada satu masalah lagi yang muncul. Ini kapan saya selesai nonton semua film ini??? Saya nggak ada banyak waktu untuk menonton semua film itu yang kurang lebih ada 7 judul film. Dan beberapa diantaranya adalah serial drama bukan film yang sekali ditonton langsung habis. Drama punya saya sendiri aja belum selesai nontonnya. Ini malah ketambahan lagi beberapa judul. Hahaha.
Yang saya pikirkan adalah saya tidak mungkin mengorbankan jam belajar saya. Waktu belajar yang mengharuskan saya untuk latihan dan tidak hanya sekedar membaca. Dan itu juga sangat memakan banyak waktu. Jadinya, jam belajar saya adalah sore jam 4 sampai jam 5. Sebisanya juga sih sebenarnya... hehehe. Disambung jam 6 sampai jam 8. Sisanya waktu buat makan. Dan untuk jam nonton biasanya saya ambil sewaktu siang dan malam hari. Siang sepulang kuliah. Biasanya jam 12 sampai jam 1. Sementara untuk malam dari jam 21:30 sampai jam 23:00. Cuma sebentar aja sih. Dan tidak jarang saya malahan tertidur. Hahaha.

Selasa, 30 Oktober 2012
 16:04

Thursday, October 25, 2012

DI LUAR EKSPEKTASI!

8:54 AM 0 Comments

Orang-orang beranggapan kalau saya adalah anak yang pintar jika mereka melihat latar belakang pendidikan saya. Tapi, yang saya sendiri rasakan adalah saya merasa malu dengan ekspektasi orang-orang yang berlebihan tentang saya. Hehehe. Paman saya pernah bercerita kalau ada anak yang ingin seperti saya. Bisa sekolah sampai tinggi. Jadi bertanya pada diri sendiri “Apa diri saya begitu menginspirasi?”. Seorang ibu-ibu juga pernah berekspektasi kalau saya di kampus pasti menjadi asisten dosen. Huee... Padahal kenyataannya tidak.
Teman saya pernah bilang kalau anak terakhir itu kebagian sisa-sisa. Sisa-sisa maksudnya gimana tuh? Maksudnya nggak akan secantik maupun sepintar kakak-kakaknya. Sebagai anak terakhir, pendapat teman saya membuat saya berpikir keras. Saya anak terakhir tapi saya dan seorang kakak saya yang lahir sebelum saya punya wajah yang imut. Unyu-unyu. Baby face gima gituh... hehehe. Dan untuk kecerdasan. Kalau kecerdasan saya kurang dibandingkan dengan kakak-kakak saya kenapa saya dikuliahkan oleh kakak-kakak saya?. Mungkin kedewasaan saja yang kurang. Dan susah untuk dibilangin walaupun pada akhirnya akan menjadi seperti anak yang penurut juga.
Teman saya juga pernah bilang kalau saya cepat dalam mencerna pelajaran. Saya rasa dia salah. Saya pikir saya lemot seperti yang dibilang oleh kakak saya sendiri. Saya tidak pernah berpikir saya pintar atau saya hebat. Tapi kalau melihat perjalanan hidup saya khususnya dalam dunia pendidikan, saya justru berpikir kalau saya ini lambat. Ya, bagaimana saya bisa dikatakan pintar kalau saya baru bisa membaca jam itu sekitar kelas 3 atau 4 SD. Dan saya baru paham bagaimana menghitung perhitungan dengan bilangan bulat ketika saya kelas 2 SMP padahal satu tahun sebelumnya sudah sempat ada pelajaran tentang itu juga. Bahkan sampai sekarang saya masih tidak paham dengan arah mata angin. Saya buta arah. Saya tidak akan tahu bagaimana menunjukkan posisi/arah kepada orang lain dengan mudah dan jelas.
Jadi, Tidakkah mereka terlalu berekspektasi yang berlebihan tentang saya? Dan itu membuat saya merasa malu juga terkadang ingin tertawa sendiri. Hehehe.

Rabu, 24 Oktober 2012
23:35

WHAT’S SHOULD I DO?

8:51 AM 0 Comments

Aku harus bagaimana? Belakangan ini aku sering menanyakannya pada diriku sendiri. Orang-orang merasa takut jika hal umum yang terjadi pada hidupnya tidak berjalan sebagaimana dengan umumnya. Mulai takut ketika sesuatu yang seharusnya berjalan normal tidak berjalan demikian lagi. Dan itulah yang sedang aku alami dan aku rasakan. Aku merasa tubuhku tidak berfungsi sebagaimana normalnya seperti orang-orang. Ada yang aneh. Tapi, aku sendiri tidak tahu kenapa tubuhku seperti itu. Aku tidak tahu penyebabnya.
Aku ingin memberitahu ibu atau kakak perempuanku. Tapi, aku tidak tahu bagaimana aku harus menjelaskannya. Karena aku pemalu dan sedikit tidak perduli dengan diri sendiri. Aku ingin Ibuku lebih cepat menyadarinya. Sayangnya aku tidak tahu kenapa Ibu tidak pernah merasa ada yang aneh dengan diriku. Mungkin aku perlu ke dokter dan menanyakan penyebabnya. Karena hanya dari hasil browsing-browsing di internet saja, aku rasa itu tidak cukup menjawab kekhawatiranku.
Aku bingung. Aku ingin menceritakan permasalahanku ini ke kakak perempuanku tapi aku ragu. Apa dia akan perduli denganku dan mau mengantarkan aku periksa ke dokter sekaligus menuntaskan masalah administrasiku juga?. Sebenarnya aku tidak ingin membuat jarak karena bukankah dia kakakku sendiri. Tapi, aku harus realistis dia punya kehidupan sendiri. Aku tidak bisa merepotkannya. Tapi, apa karena itu aku seharusnya menceritakan permasalahanku pada ibu?. Aku tidak ingin membuat khawatir. Membagi permasalahan dengan Ibu, rasanya aku tak tega untuk melakukannya. Karena aku tahu itu akan menambah beban pikiran Ibu dan bisa jadi akan mengganggu kesehatannya. Aku tidak ingin itu terjadi. Tapi, bukankah aku ini anak ibu? Aku masih tanggungjawabnya.
Apa yang harus aku lakukan? Selama ini aku hanya bisa berdo’a. Memohon kepada-Nya agar tubuhku berfungsi dengan normal. Semua berjalan dengan teratur sesuai dengan siklusnya.

Rabu, 24 Oktober 2012
22:29

Friday, October 5, 2012

MOTHER AND HER DAUGHTER

8:17 AM 0 Comments
Halo ibu... terkadang aku ingin melihatmu sebagai orang lain. Bukan sebagai ibuku melainkan sebagai seorang perempuan dewasa. Dan apa ibu tahu apa yang aku pikirkan kemudian? Aku ingin sekali bertanya kepada Ibu tentang cinta. Aku akan bertanya “Apa Ibu hidup bahagia bersamanya?”.
Mungkin pertanyaanku terlalu sensitif untuk Ibu bisa menjawabnya. Tapi, itulah yang ingin aku ketahui.

Aku tidak ingin melihatmu sebagai orang lain seperti bagaimana kamu melihatku. Sekarang ini aku melihatmu sebagaimana aku melihatmu selama ini, sebagai anakku. Ibu pun punya pertanyaan untukmu sebagai anak Ibu. “Apa kamu hidup bahagia sebagai anak Ibu?”.

Notes:
Kedua paragraf di atas hanya sekedar ilustrasi (?). Pokoknya berdasarkan dari apa yang aku bayangkan. Aku hanya bisa menuliskan pertanyaan tanpa ada jawaban karena pertanyaan di atas tidak pernah benar-benar ditanyakan sehingga tidak pernah ada jawaban. Maklum namanya juga tidak berdasarkan kisah nyata. Hehehe.

Pagi ini,
Jum’at, 05 Oktober 2012
06:34

BAKA!!! AISHITERU...

8:15 AM 0 Comments
“GADUH DI KELAS, BERARTI TRAKTIR TEMAN SEKELAS”. Itulah yang tertulis di papan tulis yang baru saja dibaca oleh Firman, Randy dan Vanda ketika memasuki kelas. Jam pelajaran sejarah ternyata kosong dan diganti dengan belajar sendiri mengerjakan LKS.
“Gila! Tulisannya ngeri banget Sob! Ibarat senggol bacok gitu,” ucap Firman ke Vanda dengan pelan.
“Kayak anak SD aja sih pake ditulis kayak gitu”,lanjut Randy.
“Kayak elo nggak tau aja siapa ketua kelas kita,”jawab Vanda.
“Ehm”. Terdengar dehaman si ketua kelas yang dimaksud. Vanda kemudian menyenggol tangan Firman. Tapi, tidak cukup hanya dengan dehaman, kini ketua kelas melihat mereka dengan tajam untuk memberi peringatan pertama kepada mereka. Mereka bertiga pun segera duduk di kursi masing-masing.
Anastasya Dewi Putri Aditya. Itulah nama ketua kelas mereka. Ketua kelas mereka memang cewek, tapi jangan tercengang kalau melihat prestasi dan konstribusi dia untuk kelas. Dewi begitu dia biasa dipanggil sangat aktif bahkan mungkin cenderung ambisius. Meskipun begitu, sebenarnya terkadang Dewi masih bersifat kekanak-kanakan. Dia adalah teman sekolah Vanda dari jaman SD hingga kini sampai ke SMA. Mereka cukup dekat tapi karena kesibukan Dewi di sekolah mereka jadi tidak sering bisa bersama.
15 menit sebelum waktu istirahat...
Dewi tiba-tiba berjalan ke depan kelas dan mengahapus apa yang sudah ditulisnya. Kemudian dia berjalan ke bagian belakang kelas. Lebih tepatnya ke arah Vanda duduk. Dia duduk di kursi yang kosong karena ada teman sekelasnya yang absen. Kursi kosong itu tepat ada di depan tempat duduk Vanda.