Tuesday, September 29, 2015

Lebih Parah Dari Melipat Ujung Halaman Sebuah Buku

4:09 AM 0 Comments
Beberapa orang punya kebiasaan untuk melipat ujung halaman dari sebuah buku karena di halaman itu ada bab yang dianggap penting. Tapi, ketika dulu saya masih SMA saya pernah melipat tidak hanya ujung halaman tapi hampir sebagian halamannya. Tahu kenapa? saya melipatnya bukan untuk menandai karena ada bab yang penting untuk dibaca tapi justru sebagai tanda untu meng-skip halaman itu. Hehehe. Dan buku itu adalah buku Biologi. Karena ada gambar fauna yang menyeramkan untuk dilihat menurut saya. Dan karena saya tidak bisa melihatnya. Lucu ya saya? Selanjutnya saya cuma bisa berdo'a supaya ketika ulangan/tes tidak ada soal yang menyangkut bab dari halaman yang saya skip. Tapi, sebenarnya saya punya solusi untuk masalah ini. Saya bisa belajar dari teman saya. Mendengarkan apa yang mereka pelajari. Hehehe.

Saat ini saya sedang berada di keadaan yang benar-benar lebih parah dari hanya melipat sebagian halaman buku biologi. Saya bahkan tidak berani membuka. Saya merasa saya perlu tahu sesuatu tapi saya seperti belum siap untuk itu. Alhasil saya tidak berani untuk membuka dan mempelajarinya. Mencari tahu tentang psikologi. Rasanya pun tidak jauh beda dengan memeriksakan diri ke dokter. Kita belum siap kalau dokter memvonis kita menderita penyakit tertentu. Mempelajari psikologi, diri ini belum siap untuk tahu kalau diri ini akan menemukan dirinya terlalu berbeda. Hehehe. Sementara saat ini pun sedang sendiri karena teman-teman sedang berjuang di jalan masing-masing.

Saturday, September 26, 2015

Are You Not Tired?

9:58 AM 0 Comments
Hari senin kemarin saya mengikuti sebuah tes untuk mendapatkan pekerjaan. Psikotes dan tes pengetahuan akademik. Di tengah-tengah mengerjakan soal saya mendapatkan pemandangan yang membuat saya tidak habis pikir. Saya melihat orang di sebelah saya sedang sibuk dengan kertas contekannya sendiri. Kok bisa-bisanya ya bawa contekan. Ada waktunya ya? Saya tahu ada tes-tes berhitung seperti ketika masih sekolah dulu. Tapi, apa harus sampai menyiapakan kertas contekan yang mungkin berisi rumus-rumus matematika begitu? Sebenarnya melihat kejadian itu, saya ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan ke dia. “How old are you?”. “You’re getting old you know? And you still doing something like that? Are you not tired?”. Ya. Saya ingin bertanya pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Apa nggak merasa lelah ya? Apa nggak merasa malu ya? Ada kecenderungan ketika di pendidikan formal dia sudah biasa melakukan hal yang seperti itu. Dan hingga kini mencari pekerjaan pun sama. Apa di benaknya tidak pernah terlintas sedikitpun untuk berhenti melakukan hal yang seperti itu? Kejujuran memang sulit sekali ditemui sekarang ini. Padahal katanya kejujuran adalah mata uang di seluruh dunia.

Sunday, September 20, 2015

Kala Siang

6:20 AM 0 Comments
Kamu mudah goyah.
Kamu mudah berubah arah.
Semudah itukah dirimu tergugah?
Di suatu siang mendadak aku terdiam
Berpikir dan menanyai diri sendiri
Sudahkah selama ini aku melakukan sesuatu yang benar?
Sudahkah selama ini aku melakukan hal-hal yang bermanfaat?
Tidak harus bisa menginspirasi banyak orang karena siapa aku?
Tapi memang benar pertanyaan itu
Apa selama ini telah kamu gunakan waktumu untuk hal-hal yang bermanfaat?
Sebelum perenungan ini di tempat yang sama
Mendadak aku menjadi malu
Karena ulahku
Aku merasa telah membuat suatu kesalahan
Apa yang sudah aku tulis selama ini?
Apa semua itu bermanfaat?
Haruskah aku seperti itu?

Watermark. Perlukah?

6:19 AM 0 Comments
Menurut kalian watermark di gambar itu perlu apa tidak sih? Atau menurut kalian watermark itu mengganggu? Watermark sepertinya penting karena untuk menandai hasil karya kita. Tapi, tidak tahu kenapa rasanya kalau ada watermark itu sedikit mengganggu pemandangan. Apalagi kalau watermarknya itu lumayan besar. Saya sering melihat gambar-gambar yang dishare di instagram ditempelin watermark oleh si peng-upload. Saya sendiri dulu pernah beberapa kali menambahi watermark pada gambar-gambar lucu bikinan saya sendiri di instagram. Tapi watermarknya saya tulis pakai bahasa jepang. Pakai huruf katakana dari nama saya. Dan agak saya sembunyikan juga beberapa di antaranya yaitu dengan membuat warna lebih soft. Tapi, sekarang saya sudah tidak sering melakukannya lagi. Seperti beberapa screencaps yang saya posting di instagram tidak saya beri watermark karena ya itu tadi rasanya sedikit mengganggu. Hehehe. Lebih enak dilihat kalau clear gambar aslinya saja. Tapi, saya juga sempat menemukan apa yang saya upload di upload ulang oleh orang lain tanpa menyertakan credit kalau itu dari saya. Sedih juga.

Friday, September 18, 2015

Penulisnya

5:43 PM 0 Comments
Bukan kaku karena terlalu baku.
Tidak juga terlalu formal karena merasa normal.
Hanya saja perlu menulisnya sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan. 
Dan sedang berproses untuk itu.

Memberi Kesan

5:41 PM 0 Comments
Pernahkah kalian berpikir seperti ini?
Screencaps from kmovie My Love My Bride
Atau mungkin memberi kesan sudah menjadi suatu hal yang wajib bagi kalian ketika berjumpa dengan orang lain?

Saya ingin bertanya kenapa?

Bukankah kalau kita sebelumnya terlalu ingin memberi kesan pada orang lain kita akan menjadi canggung sendiri dan jauh dari kata menjadi diri kita sendiri?

Hahaha. Sebenarnya saya ingin tertawa sendiri tentang hal ini. Karena bisa jadi yang terjadi adalah screencaps lanjutannya di bawah ini. Hahaha.

Screencaps from kmovie My Love My Bride
Kita ingin memberi kesan tapi pada akhirnya kita malah ilfeel sendiri. Karena yang ingin kita beri kesan ternyata tidaklah berkesan. Hahaha.

Dan pernahkah juga kalian berpikir dan bertanya kepada diri sendiri tentang mengapa dirimu harus merasa malu karena ulah orang lain atau kenapa dirimu harus peduli tentang apa yang dikerjakan orang lain? Padahal orang itu bukan siapa-siapamu. Meski orang-orang menilai kalau dia ada apa-apa denganmu. *absurd ini mah kalimatnya hahaha*

Mencoba mengartikan paragraf terakhir, jadi intinya adalah kamu mendapatkan kesan yang tidak menyenangkan yang seharusnya tidak perlu kamu dapatkan. Kamu ditinggalkan kesan oleh orang yang tidak berkesan. Makanya kamu merasa malu. Benar nggak sih? *garuk-garuk kepala*

Jum’at, 18-09-2015 
13:26

Gaya Penceritaan

5:11 PM 0 Comments
Ketika saya main ke salah satu forum yang saya ikuti, saya menemukan sesuatu yang menarik dari pemikiran salah seorang member forum disana. Saya ikut terlibat dalam diskusi yang membahas sebuah judul drama korea yang saat ini sedang booming disana karena ratingnya yang sungguh sangat tinggi semenjak tayangan perdananya. Ceritanya pun membuat penasaran dan menarik untuk diikuti. Drama itu berjudul “Yong Pal” yang diperankan  oleh Joo Won dan Kim Tae Hee sebagai pemeran utamanya. 
Well, balik lagi mengenai apa yang sudah menarik perhatian saya di forum itu adalah seseorang menuliskan tanggapan dari beberapa member yang resah karena love line di drama “Yong Pal” ini begitu cepat atau tiba-tiba. Iya juga sih... pikir saya. Lalu dia mencoba menjelaskan kalau drama ini sedikit berbeda dengan tipikal-tipikal drama korea yang biasanya. Drama “Yong Pal” lebih banyak "showing us" daripada "telling us" , dan mungkin juga  dikarenakan penulisnya adalah seorang laki-laki. Jadi, maksudnya “telling us” adalah penulis menjelaskan secara gamblang apa yang ada di dalam pikiran lead male/female kalau mereka sedang saling jatuh cinta. Sementara “showing us” adalah penulis lebih mengajak penonton untuk menganalisa sendiri apa yang terjadi lewat petunjuk yang ada di adegan-adegan. Bagi sebagian orang ini mungkin dirasa menyebalkan, karena metode "showing us" ini berarti pemotongan besar-besaranan terhadap line so sweet, cheesy, romantic, heart-fluttering, yang bisa bikin penonton deg-deg-an, senyam senyum sendiri dan ikut tersipu malu. Tapi bagi sebagian orang lagi metode ini lebih exciting dan brilliant. Sebagai penonton, kita dibuat memperhatikan dan menghargai setiap detail adegan, line, dan ekspresi pemain. 
Saya jadi mikir kalau ini persoalan gender hingga ada perbedaan gaya penceritaan mungkin ada benarnya juga. Penulis yang perempuan mungkin akan lebih suka kalau jatuh cinta itu ya perasaannya ditunjukkan secara nyata seperti terus saja memikirkan yang dicinta sampai rasanya mau gila. Tapi, kalau penulis yang laki-laki mungkin tidak akan mudah untuk membuatnya menunjukkan orang yang jatuh cinta harus sebegitu gilanya. Saya tidak tahu apa contoh yang akan saya ambil ini sesuai apa tidak, tapi coba ambil contoh dari real love couple in the real world, perempuannya pasti yang akan lebih merasa untuk ingin menunjukkan kalau mereka itu pasangan yang romantis atau pasangan yang bahagia. Sementara laki-lakinya akan merasa kalau yang seperti itu agak berlebihan dan lebih suka menjalani hubungan yang hanya mereka berdua yang tahu tanpa perlu menunjukkan kepada dunia kalau mereka adalah pasangan yang bahagia di dunia ini. Benar tidak sih?
Jum’at, 18 September 2015
05:08

Flashdisk 8GB Limited Edition

5:08 PM 0 Comments
Pic di bawah ini saya dapat dari instagram  yang diupload sama @dagelan.



Ketika pertama kali melihatnya kemudian membaca tulisannya yang terpikirkan oleh saya adalah kurang lebih seperti ilustrasi berikut ini:

FD 8GB: “Yakin? Yakin bakalan milih kamu?”

FD 16GB: “Yaiyalah. Secara pas gitu” (merasa di atas angin)

FD 8GB: “Yakin? Tetap bakalan milih kamu daripada aku yaang biarpun cuma 8GB tapi Limited Edition?”

HDE 1T: “Halo...apa kabarnya ya sama saya?”

FD 16GB: “Ah... lupa kalau ada dia” (kemudian mundur teratur)


***

Begitulah yang terpikirkan oleh saya. Mikirnya berarti ada dua FD. 8GB dan 16GB. Terus, gimana ya kira-kira kalau ada FD 8GB tapi Limited Edition. Bakalan lebih milih yang mana? Tapi, saya tahu inti yang ingin disampaikan bukan seperti itu. Hehehe.

Btw, kalau dari sudaut pandang anak TI bakalan lain lagi ceritanya. Anak TI kan banyak akal. Selalu ada jalan. Hehehe.
 

Selama ini...

5:04 PM 0 Comments
“Kalau begitu apa yang kamu lakukan selama hidupmu sampai dengan saat ini sampai kamu tidak ada yang bisa kamu lakukan?”

Kurang lebih begitulah dialog yang ada di drama korea Misaeng. Nggak tahu kenapa drama line dari drama ini sering bikin saya kepikiran. Dan kalau pertanyaan seperti itu dilemparkan ke saya, saya ingin menjawab:

“Selama ini saya belajar dan tidak terasa ternyata saya sudah belajar selama ini”.

Sebenarnya saya sedang merasa kalau saya ini sudah menghabiskan waktu terlalu lama untuk belajar di pendidikan formal. Saya tidak pernah tinggal kelas paling cuma yang lulusnya agak molor sedikit itu ketika kuliah. Makan waktu 4 tahun plus 1 semester. Asli, kalau saya tahu bagaimana caranya supaya bisa mempersingkat menempuh pendidikan itu sudah saya usahakan deh untuk bisa mempersingkatnya.

Saya tahu sebenarnya kita tidak boleh berhenti belajar dan rasanya kita harus belajar seumur hidup kita. Belajar tidak selalu dalam pendidikan formal. Ada banyak hal memang harus kita pelajari seperti belajar tentang kehidupan.

Oiya, sedikit ngasih bonus pic ini ya...

Biar nggak stress. Komikin aja.. ya kan?

Semoga nggak garing deh... hihihi....


Didahului dan didahului

4:59 PM 0 Comments
Rasanya hidup saya kok terlalu sering nge-rem. Makanya kok nggak maju-maju. Hehehe. Iya kali ya? Suka mengalah. Melihat sekarang ini seperti dibalap sama adik-adik yang usianya di bawah saya. Didahului dan didahului. Saya ketinggalan atau saya memang sudah biasa tertinggal? Maksudnya saya perlu waktu lebih lama untuk bisa mencapai apa yang sudah mereka capai. Ya kan tiap orang-orang itu memang berbeda.

Wednesday, September 16, 2015

Teramat disayangkan...

5:47 AM 0 Comments
Hal yang sering saya sayangkan adalah ketika ada sebuah keluarga yang tidak mempunyai banyak quality time, tapi ketika mereka mempunyainya mereka justru bertengkar beradu argumen. Haduh.... please deh. Create a sweet memories not a bad memories.

Saya rasa semua anak tidak suka dimarahi oleh ibu atau ayahnya. Apalagi di depan orang-orang dengan “nada tinggi” alias suara yang keras. Alangkah lebih baiknya jika mereka memberitahu kesalahan anaknya dengan dibicarakan secara personal dengan si anak itu sendiri. Bukan di tempat saat itu juga saat si anak berhasil memancing emosi ayah atau ibunya. Tapi, si anak diajak menepi sebentar begitu terus diberitahu apa kesalahan yang baru saja dilakukannya.

Heran saya dengan ayah atau ibu yang suka meneriaki anaknya. Kasihan anaknya itu bisa trauma lho... Oiya, biasanya kalau si ibu itu sifatnya yang mudah emosian, si ayah itu sifatnya yang kalem atau sebaliknya. Tapi, hal yang ingin saya tanyakan adalah setelah mereka melakukan itu saya pikir mereka itu merasa menyesal deh sudah keras terhadap anaknya begitu. Lha kalau ujung-ujungnya merasa menyesal kenapa harus pakai teriak-teriak segala buat memberitahu anaknya.

Nostalgia Video Lama

5:35 AM 0 Comments
Jum’at siang kemarin saya buka-buka file yang ada di dvd saya. Dan saya menemukan video rekaman saya bersama teman-teman kuliah saya. Video itu dibuat di tahun 2011. Ketika itu saya dan teman satu kelompok saya sedang mengerjakan laporan PKM di salah satu kos teman saya. Di video itu ada total 6 orang. Saya putar dan saya tonton video itu dengan fokus melihat diri saya sendiri. Saya ingin tahu saya seperti apa. Dan saya memang paling kalem dibanding teman-teman saya yang lain. Bahkan di video itu ketika teman saya menyuruh saya untuk beraksi saya bertanya dengan polosnya “ngapain?” hehehe. Disana saya kelihatan putih dan kurus seperti saat ini. Rambut saya kelihatan berantakan, poni jatuh mulu. Hehehe. Tapi, saya masih kelihatan cute seperti biasanya. Hehehe. Saya juga memperhatikan cara saya berbicara. Karena saya ini orang jawa tapi pas kuliah saya jadi kebiasaan ngomong pakai bahasa indonesia sama teman-teman saya. Kedengeran lucu. Hehehe. Videonya juga menghibur. Jadi kangen sama mereka. Ah untung masih punya video ini jadi bisa ditonton berulang-ulang kalau lagi kangen sama mereka. Karena video ini diambil tahun 2011, pembahasan yang kita bicarakan juga pemberitaan yang hits pada waktu itu. Hihihi. Beneran deh lucu juga kalau dilihat sekarang ini. Tingkah lucu mereka. Hahaha.

Tuesday, September 15, 2015

Berhalusinasi

5:46 AM 0 Comments
Pernahkah kalian berhalusinasi? Terkadang orang yang sedang sakit mengalaminya. Dan saya juga pernah mengalaminya. Tepatnya bulan ramadhan dua tahun yang lalu. Saya jatuh sakit. Sampai-sampai tidak bisa ikut berpuasa. Jadi, badan saya rasanya remuk. Kaki pegel semua kalau habis tidur. Rasanya seperti habis main film action. Mafia gitu...kejar-kejar-an. Saya seperti tawanan yang tiada henti diburu oleh agen-agen rahasia. Bahkan ketika saya tidak sengaja terbangun di tengah malam rasanya badan saya memang remuk. Capek sekali. Dan ketika saya bangun itulah yang saya ingat. Untuk bisa tidur lagi pun saya membuat diri saya berjaga-jaga agar tidak dikejar oleh agen-agen rahasia itu. Setidaknya saya tidak menjadi tawanan yang tiada henti diburu. Begitulah halusinasi gila saya ketika saya sakit. Saya tidak mengerti kenapa bisa begitu. Hahaha. Berasa syuting The Raid malah. Hahaha. Bak-buk-bak-buk. Capek semua.

Baper Total di Instagram

5:28 AM 0 Comments
Baper. Ya istilah yang cukup kekinian. Baper alias bawa perasaan. Kalau sebelumnya saya bisa dibilang seperti Galau Maksimal di Facebook, kalau di instagram bisa dibilang saya itu Baper Total. Huaaa.... semua itu gara-gara drama “Oh My Ghost”. Dibikin baper sama cute couple chef-nim & Na Bong. Kyaaa~~~
Jadi, di instagram saya posting-posting screencaps drama ini. Lha mau gimana lagi... kangen ih.... chef~ah~chef~..*manggil chef ala Na Bong huehehe*. Dramanya sudah selesai tapi saya semacam belum rela saja kalau sudah selesai. Andwae.....

Sebenarnya ketika dramanya masih ongoing saya juga beberapa kali sudah memposting screencaps drama ini di instagram saya. Biasanya saya ambil screencaps yang saya suka sama drama line nya alias dialognya. Jarang sih kalau share moment yang terlalu romantis gitu. Hehehe. Jadi, saya itu seperti melakukan screencaps confession. Dimana saya membuat caption tentang apa yang saya rasakan...berbau curhat colongan alias curcol sih lewat screencaps itu. 
Yang penasaran bisa cek saja ke instagram saya. Search saja @ainacalm. Itu nama akun instagram saya.  Oiya saya sekarang sedikit menahan diri untuk tidak mencari berita tentang cast “Oh My Ghost”. Saya takut jatuh semakin dalam. Huehehehe. Video Fan Meeting nya yang di Singapura saja saya belum berani nonton. Takut hati saya berteriak kegirangan. Belum lagi mengunjungi forum soompi yang membicarakan tentang drama ini. Disana saya akan bertemu dengan orang-orang yang sama dengan saya. Orang-orang yang susah move on dari drama ini. Dari cute couple ini.

Saturday, September 12, 2015

Jangan Maklum Dengan Pikun

12:08 PM 0 Comments
Jangan maklum dengan pikun. Begitulah tagline yang saya dengar ketika saya menonton Kick Andy pekan lalu. Tema yang diambil adalah tentang dimensia alzheimer atau yang lebih dikenal dengan pikun. Pembahasannya cukup menarik.

Sewaktu saya menonton itu saya menyadari kalau di lingkungan, orang-orang lebih sering memandang permasalahan ini dari sudut pandang keluarga si penderita pikun itu sendiri. Orang-orang merasa kasihan dengan mereka yang harus mengurusi orang yang menderita pikun. Orang-orang tidak melihat bagaimana si penderita pikun ini sendiri juga benar-benar menderita. Ya coba bayangkan saja, ingatan demi ingatan lama-lama terkikis. Jadi lupa siapa dirinya serta orang-orang terdekatnya. Dan kalau di lingkungan memang belum ada deteksi dini dalam hal ini. Tahu-tahu orangnya sudah pikun saja. Di Kick Andy dibilang kalau penyakit ini tidak ada obatnya jadi hanya bisa untuk memperlambat prosesnya.

Tetangga saya dulu pernah ada yang menderita pikun. Orangnya sudah sepuh. Dan sedikit menakutkan karena dia setiap hari pengennya jalan-jalan keluar rumah. Padahal jalannya sudah sempoyongan. Pernah suatu ketika tiba-tiba masuk ke rumah saya sendiri mencari nenek saya. Padahal nenek saya sudah meninggal cukup lama. Terkadang juga dia menanyai saya. Saya langsung takut sendiri. Ya begitulah keluarganya jadi sangat kerepotan untuk mengurusinya.

Kalimat Sedih

12:07 PM 0 Comments

Karena aku tak tahu kalau kamu begitu

(dalam hati) please jangan sampai ada yang bilang "sempurna"

beberapa saat kemudian

"sempurna"

gubrak!

please atuh ini bukan lagunya Andra and the back bone.

Ini juga bukan kalimat pujian.

Karena ini adalah kalimat sedih.

Yang memang cukup berhenti sampai di situ.

Gombalan dan Komentar

12:06 PM 0 Comments
Kok nggak pernah ngegombal sih?
Jangan. Nanti kamu jatuh terlalu DALAM.
Kok nggak ikutan memberi komentar sih?
Nggak ah. Nanti dianggap terlalu TAJAM.
Kok bisa gitu?
Karena itu kamu?
Nah itu tahu. Jadi serba salah deh jadi saya ini.


***
Kadang suka ketawa membaca gombalan-gombalan yang orang tulis di media sosial untuk pasangan asli mereka maupun untuk para bias mereka. Tapi, apa mau dikata karena ini adalah saya, saya tidak bisa seperti itu. Saya bisa juga seperti itu tapi sekali lagi karena mereka tahu itu saya urusan jadi heboh.

Ini sebenarnya salah saya apa? Saya tidak pernah merasa famous dan menjadi perhatian orang-orang. Tapi, tiap kali ada yang dekat dengan saya ada saja orang yang seperti tidak suka. Saya sendiri kan malah jadi tidak enak hati. Rasanya seperti saya ini punya masyarakat saja atau tukang pembuat salah paham. hehehe.
Bahkan ada juga yang sempat bilang ke saya kalau dia mau menjaga jarak dengan saya karena merasa tidak nyaman dengan kabar yang beredar di sekitar. Haduh dasar yang suka bergosip ria. Pada tidak berpikir apa saya sebagai korban bahan gosip???

Itu saja saya tidak menggombal kata-kata apapun. Hanya dengan sikap saya saja sudah jadi heboh begitu. Lha apalagi kalau saya tiba-tiba nyeletuk seperti menggombal gitu. Makin ruwet deh urusannya. Makanya saya tidak bisa atau lebih tepatnya memilih untuk tidak melakukan itu. Dan kenapa saya bilang 'DALAM'? karena saya rasa saya dalam membuat kata-katanya cenderung berbeda. Seperti memperhatikan benar-benar diksinya. Ada yang bilang introvert itu orangnya romantis. Ya begitulah ada benarnya juga kali. btw, ehm... saya ini introvert.

Bingung juga. Saya merasa biasa saja dan tidak serius tapi tanggapan orang malah sebaliknya. Saya dikira serius jadi komentar saya dinilai terlalu tajam. Pedas gitu maksudnya?? I don't know.

Intinya sih kalau saya jadi hati-hati dalam bercanda yang ada sangkut pautnya dengan hati. Karena kata-kata saya yang terlalu dalam dikhawatirkan akan membuat orang jatuh terlalu dalam. huehehe. Yang jadi kerepotan saya sendiri juga. Dan dalam memberikan komentar juga saya harus sangat berhati-hati karena dikhawatirkan akan membuat orang terlalu benci dengan saya karena mereka pikir komentar saya terlalu tajam. Bingung juga kan? Why so seriuous? I'm not that serious.

Ex-Girlfriend’s Club : Ketemu Mantan Lagi Bareng Sama Mantan

12:00 PM 0 Comments
Ketemu mantan lagi bareng sama mantan. Pernahkah kalian berada dalam situasi yang seperti itu? Hahaha. Dan inilah cerita yang diangkat oleh drama korea berjudul Ex-Girlfriend’s Club. Mantan-mantan pada ngumpul. Wuih...

Alasan nonton ini karena yay! Akhirnya bisa lihat Han Suk Yool (Byun Yo Han) lagi setelah di Misaeng. Dan ternyata disini dia main bareng Song Ji Hyo (Running Man’s Ace). Dramanya sendiri sedihnya diperpendek episodenya. Huhuhu... nggak bisa lihat cutenya Byun Yo Han lebih lama deh. Cuma 12 episode aja. Ratingnya rendah. Waktu itu tayangnya bersamaan sama drama “Producer” sih. Padahal karakter-karakter di dramanya sudah kuat. Mantan-mantannya Bang Myung Soo, seorang pembuat webtoon yang diperanin sama Byun Yo Han ini beda-beda karakternya. Ada si kucing, si rubah dan si singa. Hahaha. Si rubah itu janda jadi sudah dewasa, cinta pertamanya Myung Soo. Si Singa kocak bener ini gahar pokoknya. Sudah mau menikah eh malah ketemu lagi sama Myung Soo dan harus bekerja bersama. Urusan jadi ribet karena dia harus menyembunyikan statusnya dari kekasihnya kalau Myung Soo dan dia pernah pacaran dulu. Si rubah ini yang paling muda, dia artis. Terus ada karakter Kim Soo Jin, yang diperanin sama Song Ji Hyo. Awalnya mengaku kalau dia juga mantannya Myung Soo tapi setelah si rubah, singa sama kucing tanya langsung ke Myung Soo eh Myung Soo bilang kalau mereka nggak pernah jadian. Kan jleb banget yak... nggak dianggap gitu. Tapi, pada akhirnya mereka jadian. Meski ada gangguan dari Sutradara Jo Gun yang suka juga sama Soo Jin. Sementara si rubah suka sama sutradara Jo Gun ini. Hahaha.

Misaeng : Sometimes still make me to think

11:53 AM 0 Comments
Padahal sudah cukup lama saya menonton drama ini. Tapi, masih saja bikin kepikiran. Ini tulisan saya yang kedua tentang Misaeng. Sebelumnya saya sudah sempat posting tentang Misaeng di blog saya ini.
Okeh, saya bakalan sharing beberapa screencaps yang bikin saya kepikiran.



Biar pun usia saya belum segitu. Saya juga sering memberikan pertanyaan itu ke diri saya.
“Selama ini apa yang sudah saya lakukan?”
“Apa hari demi hari saya menjadi pribadi yang lebih baik?”
Karena yang pernah saya dengar kalau hari ini sama atau lebih buruk dari hari kemarin itu katanya kita merugi.
Asli. Bikin galau.