Tuesday, December 31, 2013

not because of me

11:22 AM 0 Comments
Pernahkah kalian menonton film "3 idiots"? Masih ingat bagian dua orang teman Rancho (Raju dan Farhan) ketika mengetahui hasil ujian mereka? Mereka berada di peringkat bawah sementara Rancho berada di peringkat paling atas. Rasanya agak menyesakkan dada. Bukan begitu? Ikut senang karena teman menjadi yang terbaik tapi melihat peringkat sendiri langsung "down" seketika. Yups, Kurang lebih seperti itulah yang saat ini saya rasakan. Ketika saya mulai menyadari itu rasanya memang sedikit menyesakkan dada. Menghancurkan separuh hati. Separuh hati? Ya, karena saya pikir saya bukan sepenuhnya orang yang ambisius. Saya santai saja. 
Coba bayangkan. Kita belajar bersama dengan teman-teman kita. Kalau orang bilang "Take and Give", kamu jadi orang yang lebih banyak memberi daripada menerima tapi, di akhir teman kamu yang lebih banyak menerima dari apa yang sudah kamu berikan menjadi yang terbaik. Bagaimana perasaanmu? Sebelumnya saya tidak berpikir terlalu banyak karena saya pikir saya hanya membantu teman yang kesulitan. Saya mendamaikan diri saya sendiri dengan berpikir kalau dia menjadi terbaik pun sebenarnya bukan karena saya juga. Memangnya siapa saya? Saya juga masih belajar. Dia menjadi terbaik karena dia membuat sesuatu yang lebih baik dari saya. Terlepas dia benar-benar paham atau tidak dengan karyanya. Dia berusaha lebih baik dari apa yang saya lakukan. Saya hanya memberikan sedikit pencerahan "dasar" sementara dia memang lebih pintar dalam mengembangkannya. Sakit, tapi senang juga. Setidaknya saya menjadi orang yang bermanfaat buat orang lain. Ilmu yang saya dapat bermanfaat dapat membantu orang lain. Bukan begitu?
Saya sebenarnya bingung dengan diri saya sendiri. Padahal saya masih belum aman. Masih di ujung tanduk tapi sudah seperti sok pintar ngajarin teman-teman yang lain. Dan hasilnya sudah jelas. Salah satunya dalah calon lulusan terbaik. Yang lainnya pasti bisa membuat lebih baik dari karya saya. Kenapa di saat seperti ini saya tidak bisa fokus hanya memikirkan diri saya sendiri. Sebelumnya teman kakak saya pernah memarahi saya karena saya yang tidak fokus. Karena itu skripsi saya tidak selesai-selesai. Karena saya membantu mikir skripsinya teman saya. Ah...mungkin saya memang orang yang seperti itu. Bingung juga kalau sok ngajari banyak omong gitu dikira sombong. sok pintar. Kalau nggak diajarin pun anggapannya terhadap saya pun sama saja. Sombong, Nggak mau ngajarin. Hedeh...dilema.
GO APRIL 2014! Mari kita wisuda bersama teman-teman! Semangat!!! 

Selasa, 31 Desember 2013
11:19

Friday, December 27, 2013

awkward moment

9:17 AM 0 Comments
awkward moment is when your father teach your brother how to be a man. How a man life. But, they don't realize that you are there. (you are a girl).


Jum'at, 27 Desember 2013
09:16

better than...

9:05 AM 0 Comments
Lebih baik berpikir kalau diri kita hebat meski pada kenyataannya kita mungkin adalah seorang pecundang daripada harus berputus asa, hanya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa bahkan berpikir kalau diri kita adalah orang yang paling menderita di dunia ini.


Jum'at, 27 Desember 2013
09:06

Tuesday, December 17, 2013

A Day with My Son

4:01 AM 0 Comments
A Day with My Son. Film Korea yang baru saja selesai saya tonton. Ceritanya bagus. Film ini bercerita tentang seorang laki-laki terpidana mati yang punya keinginan terakhir sebelum dieksekusi yaitu bertemu anaknya. Terakhir kali ia melihat anaknya adalah ketika anaknya masih bayi dan itu sudah sekitar 17 tahun yang lalu. Setelah diijinkan oleh pihak penjara, laki-laki itupun pergi menemui anaknya dengan didampingi oleh seorang sipir penjara. Tapi pertemuan dengan anaknya tidak seperti yang diharapkanya, selain karena istrinya atau ibu sang anak yang telah tiada, anaknya juga sepertinya tidak senang bertemu dengannya. Bertemu kembali setelah lama tidak bertemu rasanya jadi kikuk. Bingung harus bicara apa dan selama 1 hari penuh anaknya bersikap ketus padanya. Baru setelah fajar tiba, mereka berdua lari pagi bersama,karena hujan, mereka berteduh di dalam teleponbox. di telepon box itulah mereka akhirnya saling mencurahkan isi hati. Ketika tiba saatnya sang ayah harus kembali ke penjara tiba-tiba ia menyadari bahwa yang selama ini bersamanya ternyata bukanlah anaknya. Akhirnya anak itupun mengaku bahwa dia adalah teman anaknya, anaknya yang sebenarnya telah meninggal karena sakit, tapi anaknya itu selama ini berkeinginan bertemu ayahnya, maka dari itu temannya itu mewakilinya untuk bertemu ayahnya.

Tuesday, December 3, 2013

Membuat Sliding Menu pada Android

4:13 AM 4 Comments

Langkah-Langkahnya yaitu sebagai berikut:
1.  Siapkan gambar untuk background sekaligus untuk menunya.
2. Buatlah suatu project di Android. Disini saya membuat project dengan nama “SlidingMenu” (tanpa tanda petik) serta package dengan nama “com.aina.slidingmenu” (tanpa tanda petik).
3. Beri nama activity dengan “SlidingMenu” (tanpa tanda petik) dan nama layout dengan “sliding_menu” (tanpa tanda petik).
4.  Buat sebuah class adapter dengan nama “SlidingMenuAdapter.java” (tanpa tanda petik). Class ini digunakan untuk menampung gambar menu yang sudah dibuat sebelumnya. Jangan lupa untuk meletakkan gambar tersebut di folder drawble.
5.  Buatlah sebuah activity baru dengan nama “Link” (tanpa tanda petik) dan nama layout dengan “link” (tanpa tanda petik).