Saturday, February 28, 2015

Pendidikan, Ijazah, dan Pekerjaan

11:19 AM 0 Comments
Beberapa kali teman seangkatan saya sewaktu kuliah membagi ceritanya di social media, tepatnya di Facebook. Dia bercerita tentang bagaimana orang lain "menghina" statusnya. Dalam hal ini dia masih seorang pencari kerja. "Ijazah sekarang tidak ada gunanya, tidak menjamin" tulis teman saya menuliskan kembali apa yang didengarnya. Teman saya merasa geram kalau ada yang menghubungkan ijazah dengan pekerjaan. Sementara itu saya pernah membaca thread orang di forum, dimana seseorang menulis tentang "Orang Sekolah itu mengejar Ijazah. Mengejar nilai dan bukannya mengejar ilmu. Orang itu mempertanyakan apa iya bener orang sekolah itu mengejar ilmu?". Kalau dari kaca mata saya sendiri menanggapi komentar-komentar miring seputar pendidikan, ijazah dan pekerjaan, saya tetap berpendapat kalau pendidikan itu penting. Ijazah itu kan memang bagian dari sistem pendidikan disini, dimana kalau selesai jenjang pendidikannya akan mendapatkan ijazah. Ijazah sendiri pun seperti menjadi syarat dalam melamar pekerjaan meski tidak semua pekerjaan membutuhkan ijazah. Ketika kita berwirausaha, ijazah kita berguna untuk menumbuhkan kepercayaan customer dimana kita adalah orang berpendidikan. Kita berpengetahuan dan berkemampuan. Kakak saya pernah berkata seperti itu.

Tuesday, February 17, 2015

1x24 jam

11:21 AM 0 Comments
16 januari 2015. Saya datang menemuinya di rumahnya. Beberapa hari sebelumnya tawaran pekerjaan untuk sekedar mengisi waktu daripada menganggur datang dari tetangga jauh saya. Belum jelas apa jenis pekerjaannya ketika pertama kali saya mendengarkan tawaran itu dari Ibu dan kakak saya. Hari jum'at itu saya putuskan untuk memperjelas semuanya. Saya bertemu dengan yang punya usaha. Seorang laki-laki yang usianya beberapa tahun di atas kakak saya, Ibunya menjalankan toko di rumahnya.

Ternyata pekerjaan yang diberikan adalah untuk menjadi Customer Service dari Online Shop nya. Online Shop nya sendiri menjual produk kecantikan. Jadi, saya akan memegang smartphonenya dan membalasi pesan-pesan yang masuk dari WA, BBM, maupun SMS. BBM sendiri ada 4. Hari itu saya diberi sedikit pengarahan dan diberitahu alamat online shop nya serta dipinjami modem untuk melihat produk-produknya. Hari berikutnya ketika siang saya ditraining diminta menghitung total belanjaan customer. Saya tidak ke rumahnya, cuma lewat BBM aja. Hari senin saya mulai kerja beneran. Saya mulai diminta pegang smartphonenya. Pemberitahuan di awal dulu, kerja dari jam 09.00-14.00 dengan gaji pokok 20.000/hari plus bonus 1000/transaksi, tidak harus bekerja di rumahnya. Dan ternyata ketika hari senin itu di rumahnya, sewaktu saya mau pulang karena sudah pukul 14.00 masnya minta saya buat bawa smartphonenya pulang. DUARRR!!! Lah katanya dari jam 09.00-14.00?? Ini kan berarti diminta jadi CS 24 jam. Lha terus waktu saya buat sama keluarga gimana?? Kata masnya," Gak apa-apa. Bawa aja. Lumayan lho bonusnya kalau dapat customer banyak". Ya sudah akhirnya saya bawa pulang saja, padahal saya juga sudah bilang ke masnya kalau saya di rumah juga sibuk membantu orang tua seperti menyapu, mencuci piring, mengepel dan lain-lain. Di rumah saat itu saya benar-benar sibuk karena harus mengurus kamar saya serta tas-tas saya yang butuh tindakan. Saya pun tidak punya waktu untuk memegang smartphone nya. Eh malah masnya SMS "smartphone nya jangan dimatikan ya nanti customer pada kabur". Di rumah smartphone bunyi terus sementara saya bingung harus membalasinya gimana. Belum mengenal produknya dan bingung harus menghitung totalnya karena harus menghitung biaya ongkos kirim via JNE dimana harus tahu juga produk yang dibeli lebih dari 1 kg atau tidak. Saya ceritakan semuanya ke Ibu saya. Dan Ibu saya malah bertanya "kalau kamu di rumah kan pakai biaya listrik sini dong. Terus gimana?". Saya tanyakan masnya dia jawab "sebenarnya melihat produknya tidak harus lewat laptop kok. Semuanya bisa dilakukan lewat smartphone". Sewaktu awal juga memang masnya memberitahu kalau pulsa semua dia yang menanggung. Tapi, kalau smartphone nya saya bawa kan, kalau daya baterainya habis kan perlu dicharge. Nah, itu pakai listrik siapa? Jujur saja saya merasa tidak nyaman. Seperti tidak cocok dengan saya. Malu juga sebenarnya kerja dengan tetangga. Pokoknya malu kerja sekitar rumah. Dan kenapa tidak sesuai dengan yang sudah dibilang di awal? Ini benar-benar rasanya seperti kerja 24 jam. Mau makan jadi gimana gitu apalagi mau pergi-pergi. Ya walaupun kata masnya ditinggal-tinggal sebentar tidak apa-apa. Tapi kan tetap saja kalau balasnya lama berasa salah. Entahlah saya itu orangnya seperti punya rasa tanggung jawab yang tinggi. Tidak enakan sama orang. Hari selasa saya putuskan untuk resign. Saya mengembalikan modem dan smartphonenya ke Ibunya. Kenapa ya? Orang kalau bekerja itu terkadang tidak sesuai dengan kontrak aslinya. Di awal bilangnya untuk posisi A tapi pas kerja di tempatin di posisi B. Diminta menangani C ternyata di lapangan harus menangani C,D bahkan E. Dulu ketika saya bekerja part time juga begitu. Dan cuma bertahan satu minggu. Menjadi CS? Saya sebenarnya orangnya tidak selalu akrab dengan smartphone, smartphone saya sendiri saja sering saya taruh gitu aja. Kalau orang lain kan dibawa-bawa terus, didekat mereka terus. Dan saya juga tipe yang tidak suka bertelpon. Saya tidak suka ditelpon dan jarang sekali menelpon kecuali urusan yang sifatnya mendadak. Ya semoga ke depannya saya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, lebih nyaman, dan sesuai dengan yang saya inginkan. Aamiin.

Reuni Dini

11:20 AM 0 Comments
17 Januari 2015 kemarin diadakan reuni fakultas. Rasanya baru lulus belum lama ini tapi, sudah ada reuni. Aneh. Terlalu cepat, terlalu dini. Reuninya gratis alias tidak bayar, tinggal daftar saja. Begitu tahu info tentang reuni ini dari seorang teman, saya kemudian menghubungi teman-teman yang lain untuk bertanya tentang keikutsertaan mereka. Dan beberapa dari mereka ada antusias pengen datang, ada yang tidak datang karena terkendala bekerja di luar kota, ada yang karena malu belum dapat kerja, ada juga yang beralasan karena reuninya terlalu dini, ada juga yang langsung berubah pikiran dari awalnya tidak berminat datang jadi pengen datang begitu tahu reuninya gratis. Hahaha. Saya sebenarnya tidak begitu antusias untuk datang, karena saya rasa memang terlalu dini reuni ini dan faktor belum dapat kerja serta saya kalau ikut merasa tidal tahu apa yang harus dilakukan disana.

Dan pada akhirnya saya ikut karena sudah terlanjur didaftarkan oleh teman saya. Acara tertulis di infonya mulai pukul 3 sore, tapi biasalah di Indonesia...suka molor/ngaret. Sekitar pukul 4 lebih baru mulai. Sewaktu berangkat saya kehujanan. Haduh... dalam hati bertanya "kenapa ya saya harus bela-belain datang padahal hujan-hujan gini". Sampai di auditorium, tempat acara berlangsung yang hadir ternyata masih sedikit. Disana ada beberapa teman dan kepala program studi (kaprogdi) saya. Tidak tampak dosen-dosen saya serta adik-adik tingkat saya. Melihat susunan acara reuni dari hasil pinjam daftar susunan acara milik kaprogdi, ternyata acara awal adalah acara serius seperti membahas visi dan misi progdi masing-masing, menonton video para alumni yang kini sudah berkarir serta mendengar ceramah petinggi kampus. Selepas maghrib barulah acara istirahat seperti makan, musik, quiz, stand up comedy dan lain-lain. Selepas maghrib inilah, setelah saya kembali lagi ke auditorium saya baru melihat satu dosen dari progdi saya disini. Yang lainnya saya tidak tahu. Acara selesai sampai pukul 9 malam, tapi saya dan beberapa teman pulang lebih dulu sekitar pukul 7 malam. Demikian dengan bapak kaprogdi pulang lebih cepat karena ada urusan keluarga. Sebenarnya saya melihat bapak kaprogdi itu nggak jauh beda ketika saya melihatnya sewaktu saya masih jadi mahasiswa dulu. Pusing sendiri. Apa-apa seperti diurus sendiri. Jadi seperti kebingungan sendiri.

Reuni ini ternyata reuni yang pertama kali diadakan oleh fakultas. Dan tercatat dari progdi saya hanya 10 orang dari angkatan saya dan sepertinya seorang adik tingkat yang datang bersama teman saya. Panitia di reuni ini memakai kostum sepak bola. Pantas ketika pertama memasuki tempat acara saya agak merasa heran melihat mereka. "Kok memakai pakaian olahraga? Apa tadi pagi habis senam" pikir saya. Hehehe. Di Info yang disebar juga lewat Facebook tertulis ada stand up comedy, saya kira diisi oleh stand up comedy-an dari komunitas yang ada di kota ini dan ternyata saya salah. Tenyata diisi oleh para dosen dari masing-masing progdi. Perwakilan satu orang dosen. Dan ini membuat bingung kaprogdi saya karena dosen yang sudah tertulis di susunan acara untuk mengisi tidak bisa hadir. Mau diwakili mahasiswa tapi tidak ada yang bisa. Teman-teman saya yang kocak-kocak tidak datang. Hingga kini saya tidak tahu lagi gimana nasibnya perwakilan dari progdi saya. Karena sebelum pulang tugas itu diserahkan ke seorang teman saya, yang dulunya pernah menjabat sebagai ketua BEM. Di reuni ini juga diminta mengisi angket yang jelas-jelas bikin saya bingung mengisinya. Lha ditanya kerja apa? sesuai dengan program studi apa tidak sampai ditanya kisaran gaji. Walah. Pada acara ini dikenalkan juga tentang web alumni.

Semoga di acara reuni yang berikutnya, kalau masih ada kesempatan turut serta saya menjadi orang yang sangat sukses. Semoga progdi dan fakultas saya semakin maju. Aamiin.