Hari itu kakakku mengajakku untuk
menemaninya berbelanja. Aku dengan senang hati membantunya memilihkan kado
untuk diberikan kepada temannya. Kami pergi ke swalayan yang tidak begitu jauh
dari rumah. Sebagai hadiah karena telah menemaninya mencari kado, kakak
mengajakku makan di salah satu tempat makan yang ada disana. Kakak membelikanku
semangkuk es dengan potongan buah dan jelly serta butiran permen kecil
warna-warni yang manis. Favoritku. Hehehe. Sebenarnya bukan moment itu yang
berkesan. Tapi, moment perbincangan aku dengan kakak di tengah kami
menghabiskan semangkuk es yang sudah kami pesanlah yang berkesan. Kakak mulai
membicarakan tentang masa depanku. Waktu itu juga kakak berbicara tentang
bisnis online dan sebelumnya di rumah dia juga pernah bertanya apa aku punya
blog apa nggak. Sepertinya kakak berniat agar aku berbisnis online atau kerja
apa gitu yang masih ada hubungannya sama jurusanku saat ini yaitu TI. Sebenarnya
kakak pesimis denganku. Kakak pesimis aku yang penakut dan pendiam ini bisa
bekerja apa. Di mata kakak, aku seperti orang linglung yang tidak tahu apa yang
harus dikerjakan. Kakak menasihatiku untuk sekali-kali aku perlu menjadi
pembicara (yang bercerita). Bukan selalu menjadi pendengar.
Gila! Aku cukup terkejut dengan
apa yang kakakku katakan. Aku pikir kakakku tidak begitu mengenalku karena
walaupun kami tinggal serumah tapi kami jarang bertemu apalagi bercakap-cakap. Karena
kesibukan kakak yang entah apa itu aku tidak tahu, kakak jadi pulang malam.
Meskipun begitu, kakak tahu dengan benar apa kekuranganku. Dan dia dengan jujur
mengatakan itu di depanku. Aku cuma bisa diam dan merenungkan kebenaran tentang
diriku yang dikatakan oleh kakakku.
Aku baru menyadari kalau selama
ini aku memang selalu menjadi pendengar. Aku tidak pernah menyadarinya karena
aku tidak pernah berpikir kalau aku ini adalah seorang pendengar. Meskipun
kebenarannya memang aku sering mendengarkan cerita orang lain. Kakak memintaku
untuk sekali-kali aku menjadi seorang pembicara. Hah? Aku memang jarang atau
bahkan mungkin tidak pernah melakukannya. Aku jarang bercerita (curhat) ke
orang lain. Karena aku rasa aku adalah tipe orang yang sulit untuk percaya pada
orang lain. Selain itu aku pikir tidak ada orang mau mendengarkanku. Dan cerita
apa yang harus aku ceritakan? Aku tidak punya cerita untuk diceritakan.
(Mungkin lebih tepatnya aku tidak bisa menceritakan itu karena itu terlalu
sulit untuk diceritakan).
Aku mungkin memang bukanlah orang
yang suka bicara. Tapi, aku rasa kakak tidak tahu kalau aku suka menulis. Jadi
Kak... “Tidak ada yang perlu didengar dari saya tapi ada yang perlu dibaca dari
saya”... tidak apa kan begitu? Ketika aku merasa sulit untuk menyampaikan
sesuatu dengan lisanku, bukankah aku bisa menuliskannya? Karena aku lebih
merasa nyaman jika seperti itu. Tapi, aku rasa apa yang ingin aku sampaikan
tidak akan tersampaikan. Karena aku merasa sama saja. Tidak ada pendengar maupun
pembaca untukku. Tidak ada yang menarik dariku. Rasanya hanya akan membosankan.
Memang benar aku tidak tahu apa
yang harus aku lakukan. Bahkan aku pernah berpikir aku tidak tahu apa yang
harus aku lakukan setelah usia 18 tahun. Aku ingin mati muda. Tapi, aku
berpikir kalau aku pergi terlalu cepat aku seperti orang yang tidak tahu
berbalas budi. Berbalas budi kepada keluarga tentunya.
Yang aku tahu aku harus belajar.
Meskipun orang yang menyuruhku untuk belajar pernah meneriakiku “BODOH!”. Itu
menyakitkan untukku. Tapi, aku tetap belajar. Karena aku tidak tahu aku harus
melakukan apa untuk mengisi waktu hidupku. Sempat juga aku berpikir kalau
belajar hanya pelarianku saja. Pelarian dari hidupku yang cukup membuat aku
trauma hingga kini.
Pikiranku kosong? Apa tepat untuk
dikatakan begitu? Aku rasa pikiranku dipenuhi dengan kejadian-kejadian di masa
lalu. Aku memikirkannya untuk menemukan jawabannya. Aku rasa aku tidak menambah
database tentang kehidupan di pikiranku. Kalaupun aku menambahkannya,
penempatan penyimpanannya pasti berantakan. Karena aku sulit sekali untuk
mengambil sikap dalam kehidupan bahkan untuk suatu sopan santun kecil. Dengan
singkat aku katakan saja: “PIKIRANKU KACAU”.
Sabtu, 01 September 2012
23:04
No comments:
Post a Comment