Saturday, August 29, 2015

Feeling Disappointed and Sad

Mama selalu memuji kakak-kakak di depan saya. Dan saya cuma bisa bilang ke diri saya “Kenapa saya harus melihat ini? Kenapa saya harus tahu ini?”.

Sebaliknya, di depan kakak-kakak mama memarahi saya. Membuat saya malu dan terlihat sangat bodoh dan tidak berguna. Saya cuma bisa menangis dalam hati dan bilang “Why mom? Why?”.

Sebenarnya mama juga memuji saya. Tapi, ketika hanya ada kami berdua saja. Dan itu membuat saya merasa aneh mendengarnya. Aneh karena saya merasa nggak enak dengan kakak-kakak saya.

Sejujurnya, saya nggak pernah merasa kalau saya pernah membanggakan orang tua saya. Gimana ya... saya merasa seperti mereka sudah menerimanya dari kakak-kakak. Jadi, apa yang saya lakukan itu seperti nothing special. Contohnya jadi juara kelas ketika masih sekolah, kakak-kakak juga sudah memberikan kebanggaan itu ke orang tua kami. Jadi untuk apa yang sudah saya raih itu mereka akan merasa biasa saja. Karena mereka sudah mendapatkan itu sebelumnya dari kakak-kakak.

Mempunyai kakak-kakak sebenarnya ada baiknya juga. Mereka bisa jadi pemacu kita untuk melakukan sesuatu. Ya seperti menyulut jiwa kompetitif kita. Kita nggak mau merasa kalah dari kakak. Tapi, tetap saja ending nya kakak selalu terlihat hebat dan adik terlihat seperti “loser”. Saya pernah dengar bercanda seperti ini: “Anak terakhir itu kebagian sisa-sisa. Entah itu dari segi tampang atau otak”. Terdengar agak kasar ya? Tapi, saya percaya nggak semuanya terjadi seperti itu.

No comments:

Post a Comment