screencaps from kdrama "oh my ghost" |
Ingin melakukan sesuatu dan mampu melakukan
sesuatu itu berbeda. Semenjak SMP kelas 3, saya punya ketertarikan di dunia
film. Saya ingat waktu itu saya di sore hari selalu menonton acara "Showbiz"
di metro tv. Acara yang membahas tentang film serta perkembangannya maupun info
tentang insan di dalamnya. Dan kalau di kelas juga sering cerita-cerita dengan teman tentang film.
Teman saya itu sering pinjam dvd film di rental film. Saya pun tertarik untuk
menjadi movie maker atau orang di balik layar pembuatan film. Bahkan saat itu
punya keinginan besok kalau punya handphone harus yang bisa merekam dengan
hasil yang bagus dan jernih biar bisa bikin video film pendek sendiri
Waktu berlalu ketika SMA kelas 1, saya
ternyata suka nulis. Saya suka nulis cerita pendek. Gara-garanya teman sebangku
saya suka baca novel teenlit. Di dekat sekolah ada rental komik dan novel.
Kadang kita ke sana bareng. Saya sih jarang pinjam novel, biasanya komik. Hehehe.
Saya jadi pengen menjadi penulis novel atau script writer. Pas SMA kelas 2 saya sempat menulis naskah
buat tugas Bahasa Indonesia. Dan naskah itu dipentaskan oleh kelompok saya bersama teman-teman saya di kelas. Ceritanya sedikit mengandung unsur komedi gitu, ada lucu-lucunya. Inspirasinya waktu itu serial Ramadhan "Para Pencari
Tuhan" sama buku-buku cerita yang di perpustakaan yang saya lupa judulnya.
Di penghujung akhir masa-masa kuliah, saya
jadi senang sekali nonton film. Dan sampai saat ini malah nonton memang buat
menikmati akting aktor-aktrisnya. Bukan karena ingin melihat visual mereka.
Memperhatikan dialog-dialog mereka juga. Tapi, dari dulu saya suka
monolog-monolog di film-film. Sekarang ini tertarik sama akting. Menurut saya, bisa
berakting masuk menjadi karakter yang berbeda dengan karakter asli diri sendiri
itu sangat mengagumkan. Belum lagi perihal aktor atau aktris yang demi tuntutan
peran harus menaikkan atau menurunkan berat badannya. Totalitas dan
profesional. Tapi, kalau saya ingat-ingat saya juga pernah berakting lho...
bukan pas bermain peran di tugas bahasa indonesia itu. Tapi, yang lebih besar
dari itu. Dan itu on screen. Benar-benar disyuting kamera. Benar-benar difilmkan, divideokan.
Tapi, seingat saya nggak ada dialognya. Jadi cuma figuran? Nggak bisa dibilang
figuran juga karena saya menjadi bagian dari konsep videonya. Bagian cerita di
dalamnya. Meski mungkin memang dapat beberapa menit doang dari keselurahan videonya. Saya
nggak akan jelaskan itu video apa. Lha sampai sekarang aja saya nggak berani
buat menontonnya
kok. Ceritanya kalau nggak salah ingat itu saya lagi naik sepeda terus jatuh
terus ditolong sama teman saya. Hahaha. Nggak tahu deh akting saya gimana tapi
tampang saya sepertinya cocok kalau buat yang mellow-mellow menderita gitu.
Hehehe. Tampang saya imut, innocent minta dilindungi. Hahaha. Sekarang, itu menjadi salah satu
kenangan yang nggak akan pernah saya lupakan selain kenangan pernah jadi MC sewaktu SD.
Keduanya merupakan hal yang seperti impossible buat dilakukan oleh anak pendiam
dan pemalu seperti saya. Dan bisa melakukan itu walau hanya sekali seumur hidup
itu rasanya menyenangkan.
Saat ini saya masih menulis. Cuma kadang
suka nggak mood gitu. Galau sendiri. Hehe.
Pengen jadi penulis novel atau
scriptwriter. Cuma kalau scriptwriter itu gimana ya? Yang benarnya... Kalau pas
dulu kan bikin naskah seadanya, sebisanya. Kalau soal akting saya jadi mikir. Dari melihat akting aktor dan aktris di
film-film yang saya tonton untuk berakting kita harus benar-benar ekspresif.
Bisa bermacam-macam ekspresi. Dan yang paling penting juga pelafalan kita harus
terdengar jelas. Jadi perlu latihan mengucapkan “A I U E O” dan harus latihan
pernafasan juga. Hehehe. Entahlah saya nggak pernah belajar akting atau ikut
dalam komunitas teater sebelumnya.
Kembali ke kalimat
pembuka dari tulisan ini. “Ingin melakukan sesuatu dan
mampu melakukan sesuatu itu berbeda”.
Saya mungkin punya banyak keinginan untuk dilakukan. Dan beberapa diantaranya
ada prosentase kemampuan untuk mewujudkan keinginan itu yang sangat rendah dan
beberapa lainnya mungkin bisa dibilang cukup mampu. Jadi keingat dulu juga mau
belajar gitar eh nggak dibolehin kakak. Katanya lakuin aktivitas yang
bermanfaat aja. Huh, rasanya menyebalkan. Padahal mumpung masih muda mencoba
banyak hal kan nggak ada salahnya. Saya sendiri kadang suka menulis puisi. Suka
bersenandung sendiri. Jadi siapa tahu kalau sekarang ini saya bisa main gitar
saya bisa membuat lagu dari puisi-puisi saya. Hehehe. Nggak berlebihan kan saya
ini? Hehehe. Maaf. Saya tahu nggak semudah itu juga buat musisi memproduksi
lagu.
No comments:
Post a Comment