Monday, August 31, 2015

Intermezzo

Intermezzo. Ya, salah seorang guru saya pernah menyebutnya demikian. Untuk suatu obrolan atau cerita di sela belajar mengajar di kelas. Pasti sering baca di meme comic kalau guru sudah bercerita di kelas buat murid-murid itu adalah suatu kabar gembira. Hahaha. Merdeka! Karena nggak harus pusing-pusing membicarakan pelajaran. Intinya intemezzo membantu membunuh jam pelajaran. Berkat intermezzo jadi nggak harus full belajar sesuai dengan jadwalnya.

Biasanya intermezzo diisi dengan lelucon atau cerita-cerita tentang pembelajaran hidup yang dapat kita ambil hikmahnya. Diberikan di sela-sela waktu mencatat pelajaran atau memang KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) sudah terlihat begitu memfrustasikan dan butuh penyegaran. Ketika saya di madrasah (sekolah mengaji di sore hari), terkadang 15 menit sebelum jam pulang guru saya memberikan cerita tetang nabi-nabi atau cerita tentang akhlaq-akhlaq terpuji atau tentang bagaimana Allah itu Maha Melihat. Kalau ketika saya SMA ada juga guru yang lucu. Ketika intermezzo dia menceritakan tentang keluarganya. Tapi, di depan ceritanya beliau selalu menekankan kalau beliau tidak berniat sombong. Tapi, lebih enak cerita tentang keluarganya sendiri karena tahu kebenarannya daripada bercerita tentang orang lain yang belum tahu tentang kebenarannya. Dia bercerita tentang bagaimana anaknya selalau menghubungi kedua orang tuanya sebelum ujian semester untuk meminta doanya. Btw, anaknya mahasiswa kedokteran. Hahaha. Teman-teman yang mendengarkan langsung meng-“O” berjamaah. “kedokteran” tambah mereka lirih setelah ber-“O” ria.
Kalau saya sendiri senang-senang saja dengan adanya intermezzo. Karena dari sana kita juga dapat pelajaran juga. Kita jadi bertambah tahu tentang hal-hal di luar pelajaran asli.

No comments:

Post a Comment