Wicak Adi Gumelar
alias Wicak. Saya sedang tertarik untuk membahas tentang karakter ini. Wicak
merupakan salah satu karakter yang ada di novel yang kemudian di filmkan yang
berjudul “Negeri Van Oranje”. Saya sendiri nggak membaca novelnya dan hanya
menonton filmnya saja. Kalau di filmnya karakter Wicak diperankan oleh Abimana
Aryasatya.
Wicak ini paling
pendiam di antara sahabat-sahabatnya. Pembawaannya kalem bangetlah. Ada dua
part Wicak di film yang saya sukai. Pertama, ketika Wicak mengajak Lintang
jalan-jalan.
Lintang: “Gue heran,
loe kan paling pendiam di antara kita semua. Tapi, temen lu tuh banyak banget”.
Wicak: “Gue susah
ngapalin nama orang”
Lintang: “I know. Gue
yakin sampai saat ini pun pasti elo nggak hafal nama panjang gue”
Wicak: “Bokap waktu
kedua kali ketemu nyokap di kampus, lupa nama nyokap siapa tapi dia ingat satu
hal perempuan ini yang ngasih tau dia kemana arah perpustakaan kampus waktu
awal-awal kuliah”
Lintang: “Jadi bokap
sama nyokap lu itu satu kuliah?”
Wicak: “Heem. Jadi gue
nggak pernah lupa apa yang udah orang lakuin ke gue. Gitu cara gue ngafal orang
dan menghargai mereka”
*Wicak menceritakan
soal beberapa orang yang pernah dia temui*
Lintang: “Jadi loe
sama sekali nggak tau nama-nama mereka?”
Wicak: “Mereka ga
perlu tau nama gue siapa. Gue cukup ingat mereka dengan satu kejadian aja. Itu
yang bikin bokap sama nyokap gue kawin”
Lintang: “Wow!”
Wicak: “Kenapa
senyum-senyum?”
Lintang: “Nggak
Apa-apa. Tumben aja gue hari ini denger suara loe”
Wicak: “Emang biasanya
lu nggak pernah denger suara gue?”
Lintang: “Bukan gitu.
Maksud gue…”
Wicak: “Iya gue
ngerti”
Lintang: “Cak, kalau
misalkan loe lupa sama nama gue. Loe akan panggil gue apa?”
Wicak: “Perempuan yang
rela bangun pagi-pagi dan mandi buat nemenin gue ke Schipol”
Lintang: “Cuma itu?”
Wicak: “Cukup satu kejadian, Tang. Cukup satu”
Wicak: “Cukup satu kejadian, Tang. Cukup satu”
wicak |
Part kedua adalah ketika momen confession nya Wicak ke Lintang
Lintang: “Gue pikir
loe semua beda. Gue pikir loe sahabat gue”
Wicak: “Nggak. Nggak
gitu. Nggak seperti pikiran loe”
Lintang: “Apa
jangan-jangan selama ini gue Cuma jadi ajang pembuktiaan diri buat kalian
semua”
Wicak: “Kita nggak
sejahat itu”
Lintang: “Trus apa
alasannya?”
Wicak: “Alasan gue.
Gue sayang sama loe”
Lintang: “Gue juga
sayang sama loe semua..”
Wicak: “Lebih dari
sahabat. Mungkin selama ini kehadiran gue selalu ketutup sama kehadiran Gerry
(keterangan: karena diantara sahabat-sahabatnya yang lain Lintang paling dekat
dengan Gerry) jadi loe nggak pernah nyadarin itu. Inget? Loe pernah nanya siapa
yang ngirim bunga? Gue yang ngirim. Karen ague nggak mau loe sedih. Karena gue
care sama loe. Tapi, gue takut ngomongnya. Gue takut malah elo ngejauhin gue.
Tapi, gue nggak mau nutupin perasaan gue sekarang. Inget di Wagenigen? Jaket
yang loe bilang lumayan itu? Gue bela-belain pinjam dari teman gue”
Lintang: “Cak, maaf”
Wicak: “Mungkin gue nggak pernah pintar ngambil hati loe. Mungkin gue nggak pernah pintar ngerangkai kata. Mungkin keberadaan gue selalu ketutup sama yang lain. Gue juga nggak tau sekarang gue ngomong apa. Dan mungkin gue terlihat bodoh di mat aloe sekarang. Tapi, lebih baik gue kelihatan bodoh sekarang daripada nanti gue nyesel. Karena gue nggak pernah ngomong ini ke elo. Gue saying sama loe. Nggak perlu loe jawab sekarang, Plakat St. John aja baru mengabulkan permintaan setelah 6 bulan lagi. Gue cinta sama loe, Anindita Lintang Persada”
Wicak: “Mungkin gue nggak pernah pintar ngambil hati loe. Mungkin gue nggak pernah pintar ngerangkai kata. Mungkin keberadaan gue selalu ketutup sama yang lain. Gue juga nggak tau sekarang gue ngomong apa. Dan mungkin gue terlihat bodoh di mat aloe sekarang. Tapi, lebih baik gue kelihatan bodoh sekarang daripada nanti gue nyesel. Karena gue nggak pernah ngomong ini ke elo. Gue saying sama loe. Nggak perlu loe jawab sekarang, Plakat St. John aja baru mengabulkan permintaan setelah 6 bulan lagi. Gue cinta sama loe, Anindita Lintang Persada”
Kenapa saya tertarik
dengan karakter Wicak di Negeri Van Oranje? Karena sebagai seorang yang pendiam
juga pastilah bisa mengerti apa yang dirasakan oleh Wicak. Sebagai seorang yang
paling pendiam dalam lingkaran persahabatan tentu jarang ada yang notice soal
keberadaannya. Ada atau nggak adanya seorang pendiam nggak membuat beda yang
terlihat signifikan. Seorang pendiam selalu tenggelam alias ketetupan oleh
orang dengan pembawaan yang ramai. Tapi, pendiam memang sering kali diam-diam
memperhatikan yang lain di dalam diamnya.
Dan, saya juga hampir
mirip sama Wicak yang kesusahan dalam mengingat nama orang. Dan yang bantu
untuk mengingat siapa orang itu ya memang suatu momen. Sebenarnya gini.. saya
nggak bisa sekali ngelihat orang dan sekali dengar namanya langsung bisa hafal
orang itu. Saya perlu membuat diri saya familiar dengan wajah orang itu agar
saya bisa hafal juga siapa orang itu.
Oiya, jarang ada yang
mau temenan sama anak pendiam. Karena penilaian orang-orang itu anak pendiam
nggak asik dan membosankan. Dan kalau ada orang mau bicara sama anak pendiam
itu rasanya kok bahagia ya.. ada rasa seperti didengarkan juga. Hehehe.
Well, cukup sekian
pembahasan soal sosok kalem dan pendiam bernama Wicak. Sebelum saya akhiri
tulisan saya ini, saya ingin menuliskan sedikit tentang film Negeri Van Oranje.
Film ini menampilkan pemandangan negara di benua eropa yang indah. Beuuhh, bakalan
bikin kalian pengen kesana deh.
Ge Pamungkas as Daus | Arifin Putra as Banjar Tatjana Saphira as Lintang Abimana Aryasatya as Wicak | Chicco Jerikho as Gerry |
Oiya, sebelum saya menonton film ini.. ada yang
bilang kalau film ini mirip dengan Korean drama “Reply Series”. Saya sendiri
sudah menonton Reply Series (Reply 1997, Reply 1994, Reply 1988) dan
kemiripannya dengan film ini adalah sama-sama ada husband hunting nya. Hehehe. Karena penceritaan persahabatan di
antara mereka itu pakai alur mundur dimana pas awal-awal ada scene pelaminan.
Pengantin wanitanya mengenang kisah persahabatan mereka, dimana ternyata salah
satu dari sahabatnya itulah yang menjadi pengantin prianya. Yang penasaran sama
filmnya dan penasaran dengan karakter Wicak yang sudah saya bahas dari awal
silakan ditonton sendiri aja filmnya.
Baguss
ReplyDeletesometimes me feels right you, gua susah punya temen banyak karna problem gua ya itu. dan kadang gua suka menyendiri juga. Soalnya orang orang kaya gini peka terhadap perasaanya. menurut gua si wicak itu sikapnya mirip kaya gua wkwk dan gua lega ternyata yang punya sikap kaya gitu bukan gua doang. orang yang sifatnya kaya gini orang visual susah ingat nama orang tapi ingat dari sebuah kejadiaan.
ReplyDelete