Tuesday, February 21, 2017

Negeri Van Oranje: The Quietest, Wicak!

Wicak Adi Gumelar alias Wicak. Saya sedang tertarik untuk membahas tentang karakter ini. Wicak merupakan salah satu karakter yang ada di novel yang kemudian di filmkan yang berjudul “Negeri Van Oranje”. Saya sendiri nggak membaca novelnya dan hanya menonton filmnya saja. Kalau di filmnya karakter Wicak diperankan oleh Abimana Aryasatya.
Wicak ini paling pendiam di antara sahabat-sahabatnya. Pembawaannya kalem bangetlah. Ada dua part Wicak di film yang saya sukai. Pertama, ketika Wicak mengajak Lintang jalan-jalan.
Lintang: “Gue heran, loe kan paling pendiam di antara kita semua. Tapi, temen lu tuh banyak banget”.
Wicak: “Gue susah ngapalin nama orang”
Lintang: “I know. Gue yakin sampai saat ini pun pasti elo nggak hafal nama panjang gue”
Wicak: “Bokap waktu kedua kali ketemu nyokap di kampus, lupa nama nyokap siapa tapi dia ingat satu hal perempuan ini yang ngasih tau dia kemana arah perpustakaan kampus waktu awal-awal kuliah”
Lintang: “Jadi bokap sama nyokap lu itu satu kuliah?”
Wicak: “Heem. Jadi gue nggak pernah lupa apa yang udah orang lakuin ke gue. Gitu cara gue ngafal orang dan menghargai mereka”
*Wicak menceritakan soal beberapa orang yang pernah dia temui*
Lintang: “Jadi loe sama sekali nggak tau nama-nama mereka?”
Wicak: “Mereka ga perlu tau nama gue siapa. Gue cukup ingat mereka dengan satu kejadian aja. Itu yang bikin bokap sama nyokap gue kawin”
Lintang: “Wow!”
Wicak: “Kenapa senyum-senyum?”
Lintang: “Nggak Apa-apa. Tumben aja gue hari ini denger suara loe”
Wicak: “Emang biasanya lu nggak pernah denger suara gue?”
Lintang: “Bukan gitu. Maksud gue…”
Wicak: “Iya gue ngerti”
Lintang: “Cak, kalau misalkan loe lupa sama nama gue. Loe akan panggil gue apa?”
Wicak: “Perempuan yang rela bangun pagi-pagi dan mandi buat nemenin gue ke Schipol”
Lintang: “Cuma itu?”
Wicak: “Cukup satu kejadian, Tang. Cukup satu”
wicak

Part kedua adalah ketika momen confession nya Wicak ke Lintang
Lintang pergi berlari ninggalin para sahabatnya karena dia merasa kalau dia dijadikan bahan taruhan oleh mereka. Dan akhirnya yang berhasil menemukan Lintang itu adalah Wicak.
Lintang: “Gue pikir loe semua beda. Gue pikir loe sahabat gue”
Wicak: “Nggak. Nggak gitu. Nggak seperti pikiran loe”
Lintang: “Apa jangan-jangan selama ini gue Cuma jadi ajang pembuktiaan diri buat kalian semua”
Wicak: “Kita nggak sejahat itu”
Lintang: “Trus apa alasannya?”
Wicak: “Alasan gue. Gue sayang sama loe”
Lintang: “Gue juga sayang sama loe semua..”
Wicak: “Lebih dari sahabat. Mungkin selama ini kehadiran gue selalu ketutup sama kehadiran Gerry (keterangan: karena diantara sahabat-sahabatnya yang lain Lintang paling dekat dengan Gerry) jadi loe nggak pernah nyadarin itu. Inget? Loe pernah nanya siapa yang ngirim bunga? Gue yang ngirim. Karen ague nggak mau loe sedih. Karena gue care sama loe. Tapi, gue takut ngomongnya. Gue takut malah elo ngejauhin gue. Tapi, gue nggak mau nutupin perasaan gue sekarang. Inget di Wagenigen? Jaket yang loe bilang lumayan itu? Gue bela-belain pinjam dari teman gue”
Lintang: “Cak, maaf”
Wicak: “Mungkin gue nggak pernah pintar ngambil hati loe. Mungkin gue nggak pernah pintar ngerangkai kata. Mungkin keberadaan gue selalu ketutup sama yang lain. Gue juga nggak tau sekarang gue ngomong apa. Dan mungkin gue terlihat bodoh di mat aloe sekarang. Tapi, lebih baik gue kelihatan bodoh sekarang daripada nanti gue nyesel. Karena gue nggak pernah ngomong ini ke elo. Gue saying sama loe. Nggak perlu loe jawab sekarang, Plakat St. John aja baru mengabulkan permintaan setelah 6 bulan lagi. Gue cinta sama loe, Anindita Lintang Persada”

Kenapa saya tertarik dengan karakter Wicak di Negeri Van Oranje? Karena sebagai seorang yang pendiam juga pastilah bisa mengerti apa yang dirasakan oleh Wicak. Sebagai seorang yang paling pendiam dalam lingkaran persahabatan tentu jarang ada yang notice soal keberadaannya. Ada atau nggak adanya seorang pendiam nggak membuat beda yang terlihat signifikan. Seorang pendiam selalu tenggelam alias ketetupan oleh orang dengan pembawaan yang ramai. Tapi, pendiam memang sering kali diam-diam memperhatikan yang lain di dalam diamnya.
Dan, saya juga hampir mirip sama Wicak yang kesusahan dalam mengingat nama orang. Dan yang bantu untuk mengingat siapa orang itu ya memang suatu momen. Sebenarnya gini.. saya nggak bisa sekali ngelihat orang dan sekali dengar namanya langsung bisa hafal orang itu. Saya perlu membuat diri saya familiar dengan wajah orang itu agar saya bisa hafal juga siapa orang itu.
Oiya, jarang ada yang mau temenan sama anak pendiam. Karena penilaian orang-orang itu anak pendiam nggak asik dan membosankan. Dan kalau ada orang mau bicara sama anak pendiam itu rasanya kok bahagia ya.. ada rasa seperti didengarkan juga. Hehehe.

Well, cukup sekian pembahasan soal sosok kalem dan pendiam bernama Wicak. Sebelum saya akhiri tulisan saya ini, saya ingin menuliskan sedikit tentang film Negeri Van Oranje. Film ini menampilkan pemandangan negara di benua eropa yang indah. Beuuhh, bakalan bikin kalian pengen kesana deh.

Ge Pamungkas as Daus | Arifin Putra as Banjar
Tatjana Saphira as Lintang
Abimana Aryasatya as Wicak | 
Chicco Jerikho as Gerry
Oiya, sebelum saya menonton film ini.. ada yang bilang kalau film ini mirip dengan Korean drama “Reply Series”. Saya sendiri sudah menonton Reply Series (Reply 1997, Reply 1994, Reply 1988) dan kemiripannya dengan film ini adalah sama-sama ada husband hunting nya. Hehehe. Karena penceritaan persahabatan di antara mereka itu pakai alur mundur dimana pas awal-awal ada scene pelaminan. Pengantin wanitanya mengenang kisah persahabatan mereka, dimana ternyata salah satu dari sahabatnya itulah yang menjadi pengantin prianya. Yang penasaran sama filmnya dan penasaran dengan karakter Wicak yang sudah saya bahas dari awal silakan ditonton sendiri aja filmnya.

2 comments:

  1. sometimes me feels right you, gua susah punya temen banyak karna problem gua ya itu. dan kadang gua suka menyendiri juga. Soalnya orang orang kaya gini peka terhadap perasaanya. menurut gua si wicak itu sikapnya mirip kaya gua wkwk dan gua lega ternyata yang punya sikap kaya gitu bukan gua doang. orang yang sifatnya kaya gini orang visual susah ingat nama orang tapi ingat dari sebuah kejadiaan.

    ReplyDelete