Thursday, February 9, 2017

Ideal Daughter in Law

I'm just realize that now my friends are at the point become ideal daughter-in-law of their mother-in-law. Meanwhile, i'm still at the point learn how to be good daughter. Hehehe.
Seorang teman yang sudah saya kenal dari SMP bahkan sampai ke SMA dan kuliah kita tetap bareng, dalam beberapa bulan ke depan akan menikah. Rasanya terlalu cepat dan mendadak. Hanya nggak menduga saja kalau bakal secepat ini. Hehehe. Sebenarnya ketika berkumpul pas momen lebaran di rumah salah seorang teman SMA, kita iseng-iseng menghitung soal tahun untuk menikah. Kita menghitungnya dalam tahun hijriyah. Hehehe. Sampai di suatu sore, dia bertamu ke rumah saya. Sebelumnya sewaktu chat di BBM sebenarnya saya sudah bingung. Kami membicarakan undangan nikah dari teman kuliah kami. Undangan punya saya dibawa dia, dan saya sudah bilang kalau undangannya nggak perlu dikasihkan ke saya biar ada di dia aja nanti langsung ketemuan aja pas hari H kondangannya. Dia malah bilang "Eh ini aku sekalian mau ngasih jajan kok". "Jajan? Kok tiba-tiba ada jajannya? Emang undangannya ada jajannya?" pikir saya. Ternyata setelah di rumah saya dia baru cerita kalau dia habis dilamar. Glad to hear that. I'm also happy as your friend.
Teman saya bercerita kalau dia kenal dengan pria yang melamarnya ini juga belum lama. Dia kenal dari teman KKNnya yang mana istrinya itu adalah teman KKN saya dan teman SMP kami (tapi bukan teman sekelas). Jadilah kalau sudah menikah mereka bakalan bertetangga. Hehehe. Calon suami teman saya ini lebih muda dua tahun dari teman saya. Karena lebih muda, awalnya ada rasa sungkan mendekati teman saya di BBM. Teman saya pun sebenarnya tipe yang kalau agak nggak kenal gitu malas buat nanggepin. Tapi, akhirnya setelah teman saya menanggapi, calon suami teman saya ini langsung serius. Bukan mau berhubungan cuma buat main-main. Bahkan langsung minta ke teman saya buat dikenalin ke ibunya teman saya. Teman saya juga cerita ke saya kalau rasanya dia seperti sudah pernah bertemu dengan calon suaminya itu jauh sebelum mereka berdua benar-benar bertemu. Jadi, seperti sudah pernah bertemu di mimpi gitu. Kyaaa... Suka lah sama yang teman saya bilang ini. *mendadakbaper*
Teman saya ini akan menikah dengan orang yang bukan sekota dengannya. Lebih tepatnya calon suaminya itu tinggal di kota tetangga (kota sebelah). Sebelumnya ada teman kuliah kami juga menikah dapat orang di kota itu juga. Duh, ini jodohnya teman-teman saya ada di kota tetangga (kota sebelah) semua. Hehehe. Saya bingungnya mereka ini habis nikah nanti sperti menjalani hubungan LDR. Cuma bareng kalau pas weekend dikarenakan pekerjaan mereka.
Untuk teman saya yang mau menikah... Sehat selalu ya... (soalnya beberapa hari yang lalu dia habis kecelakaan di jalan. Alhamdulillah nggak begitu parah). Semoga dilancarkan sampai hari bahagiamu. Dari saya temanmu yang ingin melihatmu di hari itu.
Mari bahagia bersama, dengan pasangan masing-masing tentunya. Hehehe. Untuk sampai pada titikmu saat ini rasanya saya membutuhkan waktu yang cukup lama. Because my life so complicated. Hehehe. Tapi, tetap do’akan saya ya… segera bertemu dengan jodoh saya dan segera menikah. Aamiin.

Rabu, 08 Februari 2017
17:25

No comments:

Post a Comment