Lagu Korea terus
berputar menemani dua orang remaja putri yang sedang bersantai di tengah sore
hari yang sejuk karena beberapa jam yang lalu hujan turun untuk menyegarkan
bumi. Mereka adalah Indri dan Judith.
“Dari tadi muter lagu
ini terus kamu Ndri! Lagu apa sih? Apa judulnya dan yang nyanyi siapa?,”Tanya
Judith.
“Lihat sendiri deh”,Jawab
Indri.
Judith pun lantas
melihat playlist winamp di laptop Indri. Terlihat di sana No Other- Super
Junior.
“Hmm...Judulnya bikin
galau”,Kata Judith kemudian setelah mengetahui judul lagunya.
“Eh? Galau? Bisa juga
kamu galau? Katanya anti banget sama galau. Hahaha”,Ledek Indri.
“Iya. No Other. Huh!
Bikin galau aja...”,Ucap kesal Judith.
“Kenapa sih emangnya?
Cerita dong ke aku”
“Hmm...Seminggu lalu
ada cowok yang nyatain perasaannya gitu ke aku lewat SMS. Masih temen sekelasku
sih”,Kata Judith memulai ceritanya.
“Terus?”,tanya Indri.
Indri dan Judith sudah
berteman sejak SD. Mereka selalu satu sekolahan semenjak SD hingga sekarang ini
SMA. Tapi, di SMA ini mereka tidak bisa dekat sebagai teman satu kelas seperti
selama di SD dan SMP karena mereka beda jurusan. Indri mengambil jurusan bahasa
sementara Judith mengambil jurusan IPA.
“Ya. Aku ngerasa aneh
aja”,jawab Judith.
“Aneh gimana? Terus
kamu udah ngasih jawaban ke dia?”
“Udah. Aku tolak.
Habis setahuku dia itu lagi ngedeketin temen sekelasku juga. Mereka udah pernah
pergi bareng. Malahan dia udah pernah nyatain cinta juga. Tapi, katanya sih
masih digantung gitu atau malah ada yang bilang dia ditolak”,Ucap Judith
menerangkan.
“Iya. Aku kayak
dipermaenkan gitu. Makanya aku nggak suka. Yang dikejar siapa yang ditembak
siapa?”,Kata Judith.
“Sabar buk...”,ucap
Indri menenangkan Judith.
“Ndri, Apa aku ini
jelek banget ya? Buruk banget?”,Tanya Judith tiba-tiba.
Pertanyaan down Judith membuat Indri kaget.
“Ngomong apa sih
kamu?”,Kata Indri.
“Habis cowok yang
pernah bilang suka ke aku, yang terlihat suka sama aku semuanya kurang...”
“Kurang gimana?”
“Kurang ajar! Hahaha”,
Jawab Judith sambil tertawa sedikit menghibur dirinya yang tengah down melihat kehidupan cintanya.
“Eh... bocah edan!
Bisa-bisanya malah ketawa”,Kata Indri menanggapi.
“Gimana Ndri? Aku
nggak beruntung banget sih. Ketemu sama cowok-cowok itu. Mereka cuma maenin aku
doang. Nggak ada yang bener-bener suka sama aku. Udah dua kali dimaenin sama
cowok yang udah punya cewek eh masih ngerayu aku dan bilang suka sama aku. Yang
baru-baru ini terjadi, cowok yang bilang suka ke aku tapi sebenarnya dia suka
juga sama cewek yang lain. Gila!!!!”, Kata Judith mengisahkan perjalanan
cintanya yang kurang beruntung.
“Sekali lagi aku cuma
bisa bilang yang sabar ya...”, Ucap Indri.
“Kamu masih ingat
ceritaku dulu?”
“Yang mana?...Oh
bentar. Biar aku coba tebak. Apa...yang kamu bilang kamu itu percaya cinta pada
pandangan pertama?”, Jawab Indri coba menebak.
“Iya”
“Ah. Udah deh. Kamu
nyerah aja. Kamu percaya bakalan jatuh cinta pada pandangan pertama, sementara
kamu kalau ngomong sama orang aja nggak pernah lihat mata lawan bicara kamu. Kamu
nggak berani menatap mata orang lain. Gimana bisa jatuh cinta”
“Hehehe. Gitu ya
Ndri... Menyedihkan banget ya aku”, Ucap Judith.
Indri memeluk
sahabatnya itu.
“Ndri kamu tau nggak?
Aku pengen ketemu sama laki-laki dimana pas kami pertama kali bertemu dia
melihatku sebagai perempuan yang pertama kali dia lihat dan yang akan dia
cintai selamanya. Seperti dia, itu juga yang terjadi di aku. Saat pertama kali
bertemu aku melihat dia sebagai laki-laki yang pertama kali aku lihat dan aku
ingin hidup bersamanya. Mungkin nggak ya Ndri? Apa itu cuma khayalan jika aku
ingin jatuh cinta seperti itu? Apa itu nggak mungkin terjadi di dunia nyata
karena yang seperti itu hanya ada di drama-drama?”
“Nggak ada yang nggak
mungkin. Aku rasa dalam cinta pun bisa jadi seperti itu. Tetap semangat ya
teman”, Ucap Indri menyemangati Judith.
“Makasih ya,Ndri”
“Iya. Sama-sama. Nih
lagunya aku ganti aja. Biar kamu nggak galau. Hehehe. Okey?”, Kata Indri.
“Oiya. Sebenarnya
cowok-cowok yang udah maenin kamu itu siapa sih? Aku cuma taunya mereka anak
sekolah kita juga. Tapi, kamu nggak pernah nyebutin namanya. Nggak pernah
nunjukin yang mana orangnya”, Tanya Indri.
“Udah. Nggak penting
kamu tahu siapa orangnya. Aku aja males sebenarnya bahas yang menyangkut
mereka. Pengen aku lupain”.
“Okey deh lo gitu”.
Obrolan mereka tentang
kegalauan Judith pun berakhir dan mendadak topik beralih ketika Judith melihat
wallpaper di laptop Indri. Mereka mulai membicarakan tentang drama korea.
“Ndri, ini wallpaper
kamu itu... posternya drama yang kemaren kamu rekomendasiin ke aku buat
ditonton. Bener nggak sih?”,Tanya Judith.
“...Yang drama tentang
anak band. Bercerita tentang persahabatan sama cinta juga”, lanjut Judith.
“Iya. Kenapa emangnya?
Suka kamu sama pemainnya?”,Tanya Indri.
“Pemeran utama yang cowok
maupun yang cewek familiar Ndri di mataku”,Jawab Judith.
“Eh? Familiar gimana
maksud kamu?”
“Hehehe. Yang pemeran
ceweknya entah kenapa aku ngerasa kalau keponakanku yang cewek kalau udah gede pasti cantik kayak
gitu. Makin lama aku lihat sampai ke episode akhir sih aku ngerasanya gitu.
Kayak ngelihat keponakanku.Hehehe,”ucap Judith panjang lebar menerangkan.
“Terus yang pemeran
cowoknya?”
“Hehehe. Kalau itu
entah kenapa waktu lihat dia aku ngerasa kalau dia mirip sama...”
“Sama...Sama
siapa,Dith?”,Tanya Indri penasaran.
“Sama kayak temennya
cowok yang minggu lalu nyatain cinta ke aku”
“What??? Yang
bener,Dith?”,Indri bertanya lagi dan kini sudah mulai lebay.
“Hehehe. Nggak tahu
ya...Auranya sama aja gitu. Tapi, waktu aku nyari foto pemeran cowok itu di
internet, eh aku kan nemu foto dia dengan gaya casual and potongan
rambut rapi eh rasa-rasanya dia nggak mirip deh sama pemeran cowok itu. Kalah
good looking. Hahaha”, Jelas Judith.
“Gubrrak!!!”,ledek
Indri.
“...Tapi, Hati-hati
aja ya Dith”, Ucap Indri memperingatkan Judith.
“Hati-hati kenapa?”,
Tanya Judith nggak ngerti dengan maksud Indri.
“Iya. Kamu kemarin
bilang suka sama pemeran cowok di drama itu. Hati-hati aja. Nanti jangan-jangan
kamu suka beneran sama teman sekelasmu yang juga teman cowok yang seminggu lalu
habis nembak kamu”
“Udah”, ucap Judith
pelan.
“Udah apa? Udah tau?
Bagus deh lo gitu”,Kata Indri.
“Kayaknya aku udah
mulai suka deh sama dia. Meski sebagai teman sekelas aku nggak begitu dekat
sama dia”, Kata Judith dengan terbata-bata.
“What? Capek deh!!!
Udah deh jangan mulai lagi. Baru tadi ngerasa kecewa sama cowok sekarang udah
pengen mulai lagi?”,Kata Indri tidak percaya dengan sikap Judith.
###
Pengen tahu bagaimana
kelanjutan cerita cinta Judith?
Nantikan aja cerita
selanjutnya...
No comments:
Post a Comment