Tuesday, February 13, 2018

Dilan, Rindu, dan TTS

Dilan 1990
Dilan
Dilan 1990
Dilan
Siapa nih yang DILANda demam Dilan? Belakangan ini sedang booming filmnya. Film remaja yang diangkat dari novel populer yang sudah ditonton berjuta-juta manusia. Novelnya sendiri katanya berdasarkan kisah nyata. Jadi, Dilan dan Milea itu ada di dunia nyata. Dan sepertinya hal itu mengundang tanda tanya publik tentang siapakah gerangan mereka. Bagaimana wujud mereka. Publik yang penasaran pun gencar mencari tahu dan berteori sendiri. Sementara penulisnya bilang sudah ada perjanjian dengan Dilan dan Milea asli kalau no publikasi. Tapi, publik nggak sedikit juga yang meyakini kalau penulisnya sendirilah yang merupakan Dilan.
Saya sendiri tahu Dilan itu awal-awal nggak sengaja sewaktu nonton tv terus disuatu acara tv gitu dikenalkanlah cast pemain Dilan dan Milea. Ada Iqbaal yang terkenal lewat coboy juniornya sebagai Dilan dan adiknya Sissy
Prescilla yaitu Vanesha Prescilla sebagai Milea. Nah, udah deh ternyata ramai juga tuh saya amatin di jagad pertwitteran. Pada bertanya-tanya kok cast yang jadi Dilan itu Iqbaal? Bukan Adipati Dolken atau Jefri Nichol atau Gusti Reyhan yang tampang bad boy nya lebih dapat daripada Iqbaal yang kelihatan terlalu imut buat meranin Panglima Tempur geng motor. Begitulah netizen maunya pemain Dilan versi mereka tapi penulisnya sudah memilih maunya itu Iqbaal, gimana? Penulis percaya Iqbaal bisa membawakan karakter Dilan dengan baik. Selanjutnya ketika trailer filmnya keluar, geger lagi. Netizen bilang gombalan-gombalan Dilan kerasa datar aja padahal kalau di novel bisa bikin senyum-senyum sendiri. Sekali lagi muncul keraguan Dilan dibawakan oleh Iqbaal. Terlampau jadi pengamat atas keramaian soal Dilan, saya sendiri akhirnya memutuskan untuk menjadi pembaca novelnya. Hahaha. Iya dari awal saya memang nggak tahu bagaimana cerita novel Dilan. Setelah baca lalu nonton trailernya saya cuma bisa berkata "eh iya bener lho..datar aja gitu". Ada beberapa gombalan yang di novelnya menurut saya itu epik eh di trailernya dibawakan datar aja gitu. Tapi, tenang aja, setelah netizen menonton film Dilan secara keseluruhan kesangsian akan Iqbaal sebagai Dilan sirna sudah. Berganti dengan banjir pujian. Nggak salah cast.
Beberapa hari yang lalu saya baru saja menyelesaikan membaca novel Dilan yang kedua dan ketiga. Ya, memang berjarak cukup lama dari ketika saya membaca novel Dilan yang pertama. Habisnya dulu ada yang bilang yang kedua dan ketiga kurang begitu bagus dari yang pertamanya. Tapi, akhirnya saya memutuskan baca yang kedua dan ketiga juga setelah sebelumnya sempat kena spoiler ending kisah Dilan-Milea di twitter. Dan saya nggak mau spoiler disini. Hahaha. Yang penasaran baca aja sendiri novelnya. Kalau novel Dilan yang ketiga itu ceritanya diambil dari sudut pandang Dilan.

Buat novel Dilan yang pertama, ada beberapa hal yang saya suka. Dan itu adalah bagian yang soal rindu, hadiah ulang tahun berupa TTS yang sudah diisi semua dan yang Dilan mengancam mau bakar sekolah kalau kepala sekolah berani tampar Milea. Ngeri juga ini si Dilan. berani banget. sampai segitunya. Ada beberapa hal juga yang mencuri perhatian saya. Seperti soal Dilan yang suka sastra, Milea yang agak kurang saya suka karakternya karena sebagai perempuan cantik. sudah punya pacar. cuma lagi LDR. Jadi orang cantik memang biasanya banyak yang suka. Tapi, kalau sudah ada yang punya kalau dideketin sama yang lain kenapa tetap mau-mau aja? Welcome aja gitu?. Terus soal kedekatan Milea dengan Bundanya Dilan. Saya pikir-pikir itu pacaran masih SMA sudah dikenalin ke keluarga ya... Hahaha. Pacar sama calon mertua sudah dekat gitu. Kalau dihitung itu novel  pertama kan setting Dilan ditahun 1990, novel kedua settingnya Dilan di tahun 1991. Ini pacarannya cuma setahun aja ya?
Tentang karakter Dilan yang suka sastra dan gaya berbahasanya kok mengingatkan saya sama diri saya sendiri. Hahaha. Saya juga pernah ingin ngomong ke mamah saya kayak gini: “Mamah nggak usah kangen aku. Biar aku yang kangen mama". Tapi, saya urungkan niat saya itu karena saya takut dikeplak kakak saya sambil dibilang "udah nggak usah sok keren" Hahaha. Saya memang nggak bilang kalau rindu itu berat kayak  yang dikatakan Dilan tapi bilang biar aku saja. Ya nggak ingin merepotkan tapi kayaknya ngomong kayak gitu ke mamah ya percuma. Seorang ibu bakalan tetap memikirkan anaknya, rindu anaknya. Biarpun diminta untuk jangan. Dilan juga kalau ngomong ke Milea kayak minta izin dulu. Kayak pas bilang: "Assalamu'alaikum jangan?". Saya juga gitu. Sebelum bertindak ke orang-orang itu tanya dulu kayak: "galau boleh?". Tapi, kalau Dilan begitu biar so sweet kali ya... Kalau saya bukan ke aspek manisnya tapi lebih karena ingin sopan aja. Biarpun malah kata orang, apa-apa kalau tanya dulu malah kesannya kaku. Hahaha. Mungkin karena sama-sama suka baca (suka sastra) dan suka nulis-nulis puisi juga jadinya pemikiran dan gaya bahasa agak mirip.
Soal ngasih hadiah ulang tahun berupa TTS yang sudah diisi semua dan dicovernya dicorat-coret ditulisin pesan ucapan itu asli kocak dan beda banget. Hahaha. Saya nggak menjalani masa remaja saya di era 90-an. Tapi, ketika akhir 90-an dan awal 2000-an waktu itu saya masih kecil kakak-kakak saya suka itu maen ngisi TTS. TTS yang biasanya gambar sampul depannya perempuan cantik. Hahaha. Dulu belinya itu kayak ditempat orang jual koran, majalah dan komik gitu. Kalau perkembangannya sekarang ini saya kurang tahu. Yang saya tahu kalau era sekarang sih TTS nya Cak Lontong. Hahaha. Kalau dulu kakak perempuan saya seperti tukeran gitu adu TTS sama gebetannya kayaknya. Jadi saling ngisi TTS sampai selesai terus kalau sudah selesai ditukar gitu. Entahlah. Saya juga bingung. Mana saya waktu itu masih kecil juga. Pokoknya kakak perempuan saya ngisi TTS nya serius banget sampai nyari jawabnnya buka-buka buku.
Kalau menurut saya, sosok anak laki-laki kayak Dilan ini memang ada sih di dunia nyata. Anak yang kalau ngomong kayak ngawur, ngelantur ngalor-ngidul tapi bisa bikin yang dengar ketawa senang. Bikin mengalir aja percakapannya. Bikin orang yang terlibat percakapan dengannya akan bilang  kalau ngomong sama dia itu Asik aja gitu. Tapi, orang kayak gini kadang akan dinilai nggak bisa serius karena obrolan-obrolan ringannya yang meski kayak bercanda tapi tetap mengena. Anak yang anti mainstream, kelakuannya ada-ada aja.

Panjang juga ini ternyata bahas soal Dilan. Hahahaha. Ya sudah ya.. cukup sekian saja.
 
  Selasa, 13 Februari 2018
  00:43

No comments:

Post a Comment