Saya pernah baca di twitter: “Don’t stalk your own Instagram, because
you will delete half of your pictures”. I’m so agree. Dan itulah yang
pernah saya lakukan buat akun instagram saya dan twitter saya. Mungkin
saya seperti labil. Tapi, entahlah saya menghapus banyak postingan saya
disana. Mungkin saya muak. Hehehe. Menurut saya, apa yang di posting
seseorang di social media itu mengikuti perkembangan hidupnya. Seorang
mahasiswa tingkat akhir tentu akun social media nya akan didominasi
dengan postingan berbau skripsi. Seorang jones (Jomblo Ngenes) akan
diisi dengan postingan berbau galauan soal percintaan. Akun social media
job seeker akan dipenuhi dengan kegusaran tentang sulitnya mencari
pekerjaan. Atau akun seorang fangirl atau kpoper/kdramalover akan
dibanjiri dengan postingan tentang bias mereka. Dan saya membersihkan
beberapa postingan saya yang berbau personality, family, job hunting,
dramas and movie.
Sebenarnya dulu waktu pertama membuat akun instagram saya bingung juga.
Karena saya nggak suka foto-foto diri saya sendiri, nanti apa yang mau
diposting? tapi tanpa saya sangka bisa ada dua ratusan postingan disana.
Isinya kebanyakan screencaps drama dan movie atau short video drama
dan movie daripada foto saya sendiri atau kegiatan saya. Terkadang saya
membuat meme juga. Kadang yang lucu-lucuan atau yang galau-galauan.
Hehehe.
Pasti pernah dengar seperti ini: “postingannya apa captionnya apa… nggak nyambung”. Saya terkadang membuat caption dari curhatan real life. Sekarang saya berpikir kalau mungkin ketika awal memposting merasa kalau suara hati seperti tersuarakan tapi lama-lama saya merasa kalau saya memalukan diri saya sendiri. Saya juga merasa kalau menyakiti diri saya sendiri. Kadang terpikir “Kamu bodoh? Kenapa menunjukkan kelemahan diri kamu?” Mungkin begitu ya orang sedang diselimuti kekesalan. Tapi, kadang saya masih berpikiran kalau itu hanya buat lucu-lucuan. Entahlah setelah stalking instagram atau twitter sendiri dan isinya tentang hal-hal yang sama (seputar itu saja) kok jadi nggak nyaman. Jadilah saya melakukan pembersihan. Saya hapus. Tapi, sebelumnya sudah saya screenshot dulu. Hehehe. Kalau instagram sekarang sudah ada fitur archieve jadi saya sudah nggak perlu menghapus tapi diarchieve saja.
Pasti pernah dengar seperti ini: “postingannya apa captionnya apa… nggak nyambung”. Saya terkadang membuat caption dari curhatan real life. Sekarang saya berpikir kalau mungkin ketika awal memposting merasa kalau suara hati seperti tersuarakan tapi lama-lama saya merasa kalau saya memalukan diri saya sendiri. Saya juga merasa kalau menyakiti diri saya sendiri. Kadang terpikir “Kamu bodoh? Kenapa menunjukkan kelemahan diri kamu?” Mungkin begitu ya orang sedang diselimuti kekesalan. Tapi, kadang saya masih berpikiran kalau itu hanya buat lucu-lucuan. Entahlah setelah stalking instagram atau twitter sendiri dan isinya tentang hal-hal yang sama (seputar itu saja) kok jadi nggak nyaman. Jadilah saya melakukan pembersihan. Saya hapus. Tapi, sebelumnya sudah saya screenshot dulu. Hehehe. Kalau instagram sekarang sudah ada fitur archieve jadi saya sudah nggak perlu menghapus tapi diarchieve saja.
Minggu, 10 Desember 2017
13:38
No comments:
Post a Comment