Beberapa kali teman seangkatan saya sewaktu
kuliah membagi ceritanya di social media, tepatnya di Facebook. Dia bercerita
tentang bagaimana orang lain "menghina" statusnya. Dalam hal ini dia
masih seorang pencari kerja. "Ijazah sekarang tidak ada gunanya, tidak
menjamin" tulis teman saya menuliskan kembali apa yang didengarnya. Teman
saya merasa geram kalau ada yang menghubungkan ijazah dengan pekerjaan.
Sementara itu saya pernah membaca thread orang di forum, dimana seseorang
menulis tentang "Orang Sekolah itu mengejar Ijazah. Mengejar nilai dan
bukannya mengejar ilmu. Orang itu mempertanyakan apa iya bener orang sekolah
itu mengejar ilmu?". Kalau dari kaca mata saya sendiri menanggapi
komentar-komentar miring seputar pendidikan, ijazah dan pekerjaan, saya tetap
berpendapat kalau pendidikan itu penting. Ijazah itu kan memang bagian dari
sistem pendidikan disini, dimana kalau selesai jenjang pendidikannya akan
mendapatkan ijazah. Ijazah sendiri pun seperti menjadi syarat dalam melamar
pekerjaan meski tidak semua pekerjaan membutuhkan ijazah. Ketika kita
berwirausaha, ijazah kita berguna untuk menumbuhkan kepercayaan customer dimana
kita adalah orang berpendidikan. Kita berpengetahuan dan berkemampuan. Kakak
saya pernah berkata seperti itu.
Saturday, February 28, 2015
Tuesday, February 17, 2015
1x24 jam
a i n a
11:21 AM
0 Comments
16 januari 2015. Saya datang menemuinya di
rumahnya. Beberapa hari sebelumnya tawaran pekerjaan untuk sekedar mengisi waktu
daripada menganggur datang dari tetangga jauh saya. Belum jelas apa jenis
pekerjaannya ketika pertama kali saya mendengarkan tawaran itu dari Ibu dan
kakak saya. Hari jum'at itu saya putuskan untuk memperjelas semuanya. Saya
bertemu dengan yang punya usaha. Seorang laki-laki yang usianya beberapa tahun
di atas kakak saya, Ibunya menjalankan toko di rumahnya.
Ternyata pekerjaan yang diberikan adalah
untuk menjadi Customer Service dari Online Shop nya. Online Shop nya sendiri
menjual produk kecantikan. Jadi, saya akan memegang smartphonenya dan membalasi
pesan-pesan yang masuk dari WA, BBM, maupun SMS. BBM sendiri ada 4. Hari itu
saya diberi sedikit pengarahan dan diberitahu alamat online shop nya serta
dipinjami modem untuk melihat produk-produknya. Hari berikutnya ketika siang
saya ditraining diminta menghitung total belanjaan customer. Saya tidak ke
rumahnya, cuma lewat BBM aja. Hari senin saya mulai kerja beneran. Saya mulai
diminta pegang smartphonenya. Pemberitahuan di awal dulu, kerja dari jam 09.00-14.00
dengan gaji pokok 20.000/hari plus bonus 1000/transaksi, tidak harus bekerja di
rumahnya. Dan ternyata ketika hari senin itu di rumahnya, sewaktu saya mau
pulang karena sudah pukul 14.00 masnya minta saya buat bawa smartphonenya pulang.
DUARRR!!! Lah katanya dari jam 09.00-14.00?? Ini kan berarti diminta jadi CS 24
jam. Lha terus waktu saya buat sama keluarga gimana?? Kata masnya," Gak
apa-apa. Bawa aja. Lumayan lho bonusnya kalau dapat customer banyak". Ya sudah
akhirnya saya bawa pulang saja, padahal saya juga sudah bilang ke masnya kalau
saya di rumah juga sibuk membantu orang tua seperti menyapu, mencuci piring,
mengepel dan lain-lain. Di rumah saat itu saya benar-benar sibuk karena harus
mengurus kamar saya serta tas-tas saya yang butuh tindakan. Saya pun tidak punya
waktu untuk memegang smartphone nya. Eh malah masnya SMS "smartphone nya
jangan dimatikan ya nanti customer pada kabur". Di rumah smartphone bunyi
terus sementara saya bingung harus membalasinya gimana. Belum mengenal produknya
dan bingung harus menghitung totalnya karena harus menghitung biaya ongkos kirim
via JNE dimana harus tahu juga produk yang dibeli lebih dari 1 kg atau tidak. Saya
ceritakan semuanya ke Ibu saya. Dan Ibu saya malah bertanya "kalau kamu di
rumah kan pakai biaya listrik sini dong. Terus gimana?". Saya tanyakan
masnya dia jawab "sebenarnya melihat produknya tidak harus lewat laptop
kok. Semuanya bisa dilakukan lewat smartphone". Sewaktu awal juga memang
masnya memberitahu kalau pulsa semua dia yang menanggung. Tapi, kalau
smartphone nya saya bawa kan, kalau daya baterainya habis kan perlu dicharge.
Nah, itu pakai listrik siapa? Jujur saja saya merasa tidak nyaman. Seperti
tidak cocok dengan saya. Malu juga sebenarnya kerja dengan tetangga. Pokoknya
malu kerja sekitar rumah. Dan kenapa tidak sesuai dengan yang sudah dibilang di
awal? Ini benar-benar rasanya seperti kerja 24 jam. Mau makan jadi gimana gitu
apalagi mau pergi-pergi. Ya walaupun kata masnya ditinggal-tinggal sebentar tidak
apa-apa. Tapi kan tetap saja kalau balasnya lama berasa salah. Entahlah saya
itu orangnya seperti punya rasa tanggung jawab yang tinggi. Tidak enakan sama
orang. Hari selasa saya putuskan untuk resign. Saya mengembalikan modem dan
smartphonenya ke Ibunya. Kenapa ya? Orang kalau bekerja itu terkadang tidak
sesuai dengan kontrak aslinya. Di awal bilangnya untuk posisi A tapi pas kerja
di tempatin di posisi B. Diminta menangani C ternyata di lapangan harus
menangani C,D bahkan E. Dulu ketika saya bekerja part time juga
begitu. Dan cuma bertahan satu minggu. Menjadi CS? Saya sebenarnya orangnya
tidak selalu akrab dengan smartphone, smartphone saya sendiri saja sering saya
taruh gitu aja. Kalau orang lain kan dibawa-bawa terus, didekat mereka terus.
Dan saya juga tipe yang tidak suka bertelpon. Saya tidak suka ditelpon dan
jarang sekali menelpon kecuali urusan yang sifatnya mendadak. Ya semoga ke
depannya saya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, lebih nyaman, dan sesuai
dengan yang saya inginkan. Aamiin.
Reuni Dini
a i n a
11:20 AM
0 Comments
17 Januari 2015 kemarin diadakan reuni
fakultas. Rasanya baru lulus belum lama ini tapi, sudah ada reuni. Aneh.
Terlalu cepat, terlalu dini. Reuninya gratis alias tidak bayar, tinggal daftar
saja. Begitu tahu info tentang reuni ini dari seorang teman, saya kemudian
menghubungi teman-teman yang lain untuk bertanya tentang keikutsertaan mereka.
Dan beberapa dari mereka ada antusias pengen datang, ada yang tidak datang
karena terkendala bekerja di luar kota, ada yang karena malu belum dapat kerja,
ada juga yang beralasan karena reuninya terlalu dini, ada juga yang langsung
berubah pikiran dari awalnya tidak berminat datang jadi pengen datang begitu
tahu reuninya gratis. Hahaha. Saya sebenarnya tidak begitu antusias untuk
datang, karena saya rasa memang terlalu dini reuni ini dan faktor belum dapat
kerja serta saya kalau ikut merasa tidal tahu apa yang harus dilakukan disana.
Dan pada akhirnya saya ikut karena sudah
terlanjur didaftarkan oleh teman saya. Acara tertulis di infonya mulai pukul 3
sore, tapi biasalah di Indonesia...suka molor/ngaret. Sekitar pukul 4 lebih
baru mulai. Sewaktu berangkat saya kehujanan. Haduh... dalam hati bertanya
"kenapa ya saya harus bela-belain datang padahal hujan-hujan gini".
Sampai di auditorium, tempat acara berlangsung yang hadir ternyata masih
sedikit. Disana ada beberapa teman dan kepala program studi (kaprogdi) saya. Tidak
tampak dosen-dosen saya serta adik-adik tingkat saya. Melihat susunan acara
reuni dari hasil pinjam daftar susunan acara milik kaprogdi, ternyata acara
awal adalah acara serius seperti membahas visi dan misi progdi masing-masing, menonton
video para alumni yang kini sudah berkarir serta mendengar ceramah petinggi
kampus. Selepas maghrib barulah acara istirahat seperti makan, musik, quiz,
stand up comedy dan lain-lain. Selepas maghrib inilah, setelah saya kembali
lagi ke auditorium saya baru melihat satu dosen dari progdi saya disini. Yang
lainnya saya tidak tahu. Acara selesai sampai pukul 9 malam, tapi saya dan
beberapa teman pulang lebih dulu sekitar pukul 7 malam. Demikian dengan bapak
kaprogdi pulang lebih cepat karena ada urusan keluarga. Sebenarnya saya melihat
bapak kaprogdi itu nggak jauh beda ketika saya melihatnya sewaktu saya masih jadi
mahasiswa dulu. Pusing sendiri. Apa-apa seperti diurus sendiri. Jadi seperti
kebingungan sendiri.
Reuni ini ternyata reuni yang pertama kali
diadakan oleh fakultas. Dan tercatat dari progdi saya hanya 10 orang dari angkatan
saya dan sepertinya seorang adik tingkat yang datang bersama teman saya. Panitia
di reuni ini memakai kostum sepak bola. Pantas ketika pertama memasuki tempat
acara saya agak merasa heran melihat mereka. "Kok memakai pakaian olahraga?
Apa tadi pagi habis senam" pikir saya. Hehehe. Di Info yang disebar juga lewat
Facebook tertulis ada stand up comedy, saya kira diisi oleh stand up comedy-an
dari komunitas yang ada di kota ini dan ternyata saya salah. Tenyata diisi oleh
para dosen dari masing-masing progdi. Perwakilan satu orang dosen. Dan ini membuat
bingung kaprogdi saya karena dosen yang sudah tertulis di susunan acara untuk
mengisi tidak bisa hadir. Mau diwakili mahasiswa tapi tidak ada yang bisa.
Teman-teman saya yang kocak-kocak tidak datang. Hingga kini saya tidak tahu
lagi gimana nasibnya perwakilan dari progdi saya. Karena sebelum pulang tugas
itu diserahkan ke seorang teman saya, yang dulunya pernah menjabat sebagai ketua
BEM. Di reuni ini juga diminta mengisi angket yang jelas-jelas bikin saya
bingung mengisinya. Lha ditanya kerja apa? sesuai dengan program studi apa tidak
sampai ditanya kisaran gaji. Walah. Pada acara ini dikenalkan juga tentang web
alumni.
Semoga di acara reuni yang berikutnya,
kalau masih ada kesempatan turut serta saya menjadi orang yang sangat sukses. Semoga
progdi dan fakultas saya semakin maju. Aamiin.