Friday, August 31, 2018

Hidup Episode Sedih

Ini seperti hari bertemu hari dan melewati saya. Bukan saya yang melewati hari demi hari. Iya, rasanya cepat sekali. Seakan hari yang sama bertemu di pecan yang berbeda itu rasanya begitu cepat. Dan tahu-tahu tua. Iya kan. 

Kurang lebih begitulah yang saya rasakan. Dan selama ini saya seperti tidak melakukan banyak hal tapi banyak kejadian yang sudah terjadi di hidup saya. Banyak sedihnya. Mungkin berawal sekitar akhir Desember 2017. Bapak sakit. Tangan kanan dan kaki kirinya kaku. Dicek tingkat kadar gula darah, tekanan darah, dan asam urat lumayan tinggi. Bapak juga jadi berhenti kerja dan istirahat di rumah. Sampai sekarang masih kaku jadi kesulitan buat berjalan normal dan makan pakai tangan kanan. Lebaran kemaren Saudara-saudara bapak dari luar kota datang berkunjung. Sedihnya, pada lebaran tahun sebelumnya Bapak itu kesehatannya masih baik-baik saja. Semoga lekas sembuh ya Bapak. 

Masih di kisaran waktu yang sama, Budhe saya masuk rumah sakit. Beliau jatuh pingsan di tempat kerjanya dan dilarikan ke rumah sakit. Terkena stroke. Sampai sekarang hanya bisa terbaring di tempat tidur. Semoga lekas sembuh ya Budhe.. 

Sekitar akhir April 2018, Pak Dhe saya (Suami Budhe saya yang sakit) meninggal. Iya, rasanya begitu tiba-tiba. Banyak orang pun tidak menyangka kalau Pak Dhe akan pergi secepat itu. Apalagi orang-orang taunya Budhe saya yang sakit. Pak Dhe saya sempat dirawat di rumah sakit selama beberapa hari sebelum akhirnya beliau memaksa minta pulang. Beliau sakit bagian organ dalamnya. Saya sebenarnya kurang tau juga sih. Tapi, Pak Dhe saya ketika dirawat di rumah sakit sempat sampai tranfusi darah juga. Rasanya sedih. Apalagi kadang ketika saya melalui suatu jalan dimana biasanya saya menyapa Pak Dhe saya ketika kami bertemu disana. Rasanya aneh. Dulu beliau ada disana dan sekarang sudah tidak ada lagi di dunia ini. Semoga tenang disana ya Pak Dhe. Al Fatihah. 

Saya lupa sekitar bulan apa, tapi Bulek (Adiknya Bapak) ternyata harus menempuh operasi di kakinya. Kurang paham juga sakitnya apa. Alhamdulillah sekarang beliau sudah bisa masuk kerja lagi. 

Dari kejadian-kejadian yang terjadi di hidup saya, saya jadi semakin menghargai kesehatan. Jadi ingat “Sehat sebelum Sakit. Muda sebelum Tua”. Jangan mentang-mentang masih muda lantas pola hidup semaunya sendiri. Kalau sudah dibiasakan sedari muda menjaga kesehatan Insya Allah hasilnya akan baik (setidaknya tidak aka nada ruginya kan?). 

Dan kematian adalah suatu kepastian. Karena semua yang bernyawa pasti akan mati. Jadi harus mempersiapakan diri. Kita tidak akan pernah tahu kapan kita akan mati. Dunia ini hanya sementara. 

Sabtu, 25 Oktober 2018
12:26



No comments:

Post a Comment