Jarak nol koma berapapun kalau itu adalah nilai IPK adalah sesuatu yang besar. Saya sendiri masih bingung dengan diri saya sendiri. Disatu sisi saya tidak ingin terlalu merisaukan berapa IPK saya tapi di sisi lain ada pemberontakan agar saya tetap memikirkan nilai IPK saya. Saya melihat IPK dari dua orang teman yang se-SMA dengan saya. Gilaaa... IPK saya lumayan tertinggal dari mereka. Bahkan IPK saya justru ada di kalangan tengah. Dimana banyak mahasiswa entah dulunya dari sekolah mana biasa menjangkaunya juga. Aina no Baka!!! Baka! Baka! Baka!. Tapi, ya seperti yang sudah saya bilang di awal kalau jarak nol koma berapapun kalau itu adalah nilai IP adalah sesuatu yang besar. Untuk melakukan peningkatan nilai IP itu sangat tidak mudah.
Seorang teman pada waktu awal-awal kuliah dulu pernah bilang kalau nilai IPK itu nggak penting. Yang penting pemahaman. Buat apa nilai bagus kalau skill nihil. Bodohnya saya, saya terlena dengan apa yang dia bilang. Memang yang dia bilang ada benarnya tapi tidak lantas nilai IPK itu tidak penting. Tidak penting kan buat dia karena dia sudah kaya akan pengalaman kerja. Lhah? Kalau buat saya yang pendatang baru di dunia kerja. Udah pengalamannya nihil nilai IPK pas-pas-an. Setidaknya jadinya akan lebih baik dia yang nilai IPK pas-pas-an tapi punya segudang pengalaman kerja.
Tapi, ya sudahlah kalau semuanya sudah terjadi. Apa yang sudah terjadi nggak mungkin diulang lagi. Bersyukur aja dengan apa yang didapat. (sok bijak. Haha.). Sekarang yang perlu dilakukan adalah terus berusaha pantang menyerah, bukan buat mengejar IPK tapi karena sudah tahu apa kekurangannya jadi harus fokus aja pada potensi diri yang lain yang bisa digunakan untuk menutupi kekurangan itu. (sayangnya nggak punya banyak piagam penghargaan juga. Haha. Apes dah).
Don’t worry and don’t cry. Keep learning and trying. Don’t give up and do the best.
GANBATTE!!!
Seorang teman pada waktu awal-awal kuliah dulu pernah bilang kalau nilai IPK itu nggak penting. Yang penting pemahaman. Buat apa nilai bagus kalau skill nihil. Bodohnya saya, saya terlena dengan apa yang dia bilang. Memang yang dia bilang ada benarnya tapi tidak lantas nilai IPK itu tidak penting. Tidak penting kan buat dia karena dia sudah kaya akan pengalaman kerja. Lhah? Kalau buat saya yang pendatang baru di dunia kerja. Udah pengalamannya nihil nilai IPK pas-pas-an. Setidaknya jadinya akan lebih baik dia yang nilai IPK pas-pas-an tapi punya segudang pengalaman kerja.
Tapi, ya sudahlah kalau semuanya sudah terjadi. Apa yang sudah terjadi nggak mungkin diulang lagi. Bersyukur aja dengan apa yang didapat. (sok bijak. Haha.). Sekarang yang perlu dilakukan adalah terus berusaha pantang menyerah, bukan buat mengejar IPK tapi karena sudah tahu apa kekurangannya jadi harus fokus aja pada potensi diri yang lain yang bisa digunakan untuk menutupi kekurangan itu. (sayangnya nggak punya banyak piagam penghargaan juga. Haha. Apes dah).
Don’t worry and don’t cry. Keep learning and trying. Don’t give up and do the best.
GANBATTE!!!
Jum’at, 13 Juli 2012
17:11
No comments:
Post a Comment