Tiba-tiba sebungkus tisu mendarat tepat di muka Tina.
"Weits! Apaan nih?", tanyanya ke Bintang, temen seperjuangan untuk menanggalkan seragam putih abu-abunya. Sekarang ini lagi musimnya ujian di kehidupan anak-anak SMA. Try Out bertubi-tubi harus mereka lakukan sebelum benar-benar berperang melawan ujian yang sebenarnya, Ujian Nasional.
"Persiapan buat kamu", jawab Bintang.
"Cie...cie...pengertian banget sih mas Bintang", seru Zidan menggoda Tina dan Bintang.
"Apaan sih, Dan. Dia tuh ngomongnya belom kelar. Udah maen kamu potong aja", kata Tina.
"Hehehe. Jangan lupa ya, Na! Contekannya.Hehehe", ucap Bintang sambil terkekeh.
"Liat kondisinya ya. be-te-we thanks ya. Srroott..", Jawab Tina sambil membersihkan ingusnya.
"Ah kamu man ada maunya. Na! kamu mau apa?", kata Zidan.
"Sama aja man kamu. Lagian posisimu dimana posisi Tina dimana. Jauh banget man", terang Bintang.
"Namanya juga usaha man".
"...Ngomong-ngomong kenapa kamu ngasih Tisu?", Lanjut Zidan.
Beberapa tahun yang lalu saya
sempat membuat update status di akun Facebook saya yang isinya kurang
lebih tentang kekesalan saya kenapa saya tidak bisa memilih dan selama
ini hanya mengikuti apa yang kelurga saya pilihkan untuk saya. Tapi, ada
seorang teman Facebook saya yang memberikan komentarnya dengan bilang
kalau yang dilakukan oleh keluarga saya bukan tidak memberikan kebebasan
saya untuk menentukan dalam memilih atau mengambil keputusan sendiri.
Tapi, yang keluarga saya lakukan adalah membantu saya mengeliminasi
berbagai pilihan dan keputusan akhir ada di saya sendiri. Saya pikir
komentar dia ada benarnya juga. Senin, 09 September 2013-09-09 10:01
Terakhir kali bertemu
dengannya pas umur 17 tahun. Sewaktu kita membuat KTP di kecamatan dan
kita sama-sama diantar oleh Ibu kita. Beberapa tahun kemudian sebuah
undangan pernikahan darimu sampai di rumahku. Aku tidak bisa
menghadirinya karena waktu itu aku ada jadwal kuliah. Dan beberapa
waktu setelah itu aku meng-add mu di Facebook setelah mencari akun
Facebookmu untuk waktu yang cukup lama. Lama tidak membuka Facebook-ku,
beberapa hari yang lalu aku baru tahu kalau kamu sudah mempunyai seorang
jagoan kecil. Selamat ya teman. Waktu terasa berjalan begitu cepat. Aku
masih ingat saat pertama kali bertemu denganmu. Kamu datang ke kelasku
sebagai siswi pindahan. Waktu itu kita masih duduk di kelas 2 Sekolah
Dasar. Kamu punya nama panggilan yang sama dengan nama teman sekelas
yang lain. Dan aku pernah menjadikan hal itu sebagai bahan bercandaanku. Kita
juga sering ketemu sewaktu pulang sekolah pas SMP. Meski sekolah kita
beda dan aku juga baru tahu kalau kamu sekolah disana sewaktu kita
sama-sama sedang berjalan menuju ke arah tempat untuk menunggu angkot.
Tapi, entah kenapa kita tidak begitu banyak bicara. Dan pada pertemuan
yang sama pun aku melihat kalau kamu begitu akrab dengan teman-teman
SMPmu. Dan ketika kita kelas 2 SMA kita mengadakan reuni SD ke jepara.
Waktu itu aku senang bisa bertemu denganmu. Meski kamu tidak banyak
bercerita denganku. Dan aku juga melihatmu lebih dekat dengan teman SD
kita yang lain. Terima kasih teman, kamu telah menjadi bagian terindah
dari kehidupanku. Aku minta maaf kalau ada perbuatanku yang tidak
berkenan di hatimu.
Hari keempat lebaran tahun ini, saya silaturahim ke teman-teman SMA saya. Tidak semuanya sih, cuma teman-teman akrab. Dan itu juga tidak semuanya karena mereka pada hari itu ada acara sendiri. Sebenarnya kondisi saya masih belum fit sepulang dari mudik. Tapi, seorang teman saya mengajak saya untuk berkunjung ke rumah teman-teman yang lain. Ya sudahlah saya ikut saja. Sudah lama juga nggak bertemu mereka, nggak denger kabar update dari mereka.
Hari itu saya hanya berkunjung ke tiga teman saya. kami berempat berkumpul, bercanda, membicarakan kesibukan sekarang ini sampai mengenang jaman-jaman konyol nya SMA dulu. Hahaha. Hanya ada satu diantara kami yang sudah berhasil meraih gelar sarjana, bahkan sudah bekerja. Menjadi seorang pahlawan tanpa tanda jasa di salah satu SD. Sisanya termasuk saya masih berjuang untuk bisa menyelesaikan studi kami.
Rumah terakhir yang jadi tujuan dalam acara silaturahim ini adalah rumah saya. Jadi, saya seperti diantar pulang saja. Hehehe. Tapi, ketika masih ada di rumah teman saya dan hendak beralih ke rumah saya seorang teman saya yang sudah lulus tiba-tiba berceloteh tetang pernikahan.